Fakta Menarik Paskibraka, Pengibar Bendera di HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus
Makna dari lambang tersebut ialah, bunga teratai sebagai simbol sesuatu yang tumbuh di lumpur dan berkembang di permukaan air.
SERAMBINEWS.COM - Hari kemerdekaan RI tentu tak bisa dilepaskan dari upacara bendera.
Dalam upacara peringatan kemerdekaan, keberadaan pasukan pengibar bendera pusaka tentu menarik perhatian.
Setiap tahunnya putra putri pilihan yang mewakili provinsinya berlatih untuk mengibarkan bendera pusaka.
Beberapa putra-putri pilihan ini akan mengibarkan bendera di hadapan presiden secara langsung pada tanggal 17 Agustus.
Membahas tentang paskibraka, terdapat beberapa fakta unik tentang mereka.
Tribunnews.com melansir dari TribunStyle.com, inilah tujuh fakta tentang paskibraka yang perlu kamu ketahui.
Baca: Viral! Video Seorang Oknum Guru TK Tampar Muridnya, Ternyata ini Fakta Sebenarnya!
1. Paskibraka pertama kali dicetuskan oleh Idik Sulaeman
Pria tersebut tidak hanya mencetuskan nama, Ia juga menyempurnakan seluruh kelengkapan Paskibraka mulai dari metode pelatihan, silabus, atribut dan lain-lain.
Penyempurnaan wujud Paskibraka meliputi Seragam Paskibraka, Lambang Korps, Lambang Anggota, serta Tanda Pengukuhan berupa Lencana Merah-Putih Garuda (MPG) dan Kendit Kecakapan.
Baca: Julen Lopetegui Bawa 29 Pemain Real Madrid ke Estonia, Lakoni Laga Piala Super Eropa
2. Istilah ini harus dipahami, Capaska atau Calon Paskibraka
Jika telah mengikuti upacara pengibaran bendera maka disebut Paskibraka, setelah bertugas maka berubah menjadi Purna Paskibraka.
3. Rentang Tinggi badan calon Paskibraka
Putra adalah, 170-180 centimeter.
Sedangkan putri 165-175 centimeter.
Baca: Sandiaga Uno Setor LHKPN ke KPK: 90 Persen Kekayaan Dalam Bentuk Bursa
4. Seragam Paskibraka
Atasan dan bawahan menggunakan warna putih, mengenakan kaus tangan putih dan setangan leher warna merah pinggir putih.
Kaus kaki juga berwarna putih, dan sepatu kulit hitam.
Tak boleh ketinggalan peci dengan lambang negara.
Penggunaan warna putih sebagai makna kesucian dalam melaksanakan tugas pokok mengibarkan dan menurunkan Bendera Pusaka Merah Putih.
Baca: Setelah Dua Tahun Gempa, Pembangunan Rumah Para Korban di Samalanga Baru Dimulai
5. Lambang Anggota
Lambang anggota Paskibraka adalah setangkai bunga teratai yang mulai mekar dan dikelilingi gelang rantai berbentuk bulat serta belah ketupat berjumlah masing-masing 16.
Makna dari lambang tersebut ialah, bunga teratai sebagai simbol sesuatu yang tumbuh di lumpur dan berkembang di permukaan air.
Dimaksudkan anggota Paskibraka yang tumbuh dari orang biasa dari tanah air yang sedang mekar dan membangun.
Tiga Kelopak bungan tumbuh ke atas berarti, belajar, bekerja dan berbakti.
Sedangkan tiga helai kelopak ke arah mendatar bermakna aktif, disiplin dan gembira.
Mata Rantai melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi muda Indonesia, tanpa memandang suku, agama, status sosial dan golongan.
Baca: Hasil Autopsi Sudah Keluar, Tenggelam Jadi Penyebab Meninggalnya Mahasiswi Asal Malang di Jerman
6. Lengan kanan seragam terjahit Lambang Korps Paskibraka
Berbentuk perisai berwarna hitam dengan garis pinggir dan huruf berwarna kuning yang bertuliskan nama dan tahun pembentukan .
Tanda berakhirnya latihan kepemimpinan, setiap peserta dengan mengucapkan "Ikrar Putera Indonesia" sambil memegang Sang Merah Putih dilanjutkan mencium untuk senantiasa setia.
Baca: Malam Ini Zikir Akbar Peringatan Damai Aceh, Ini Lokasinya
7. Tanda Pengukuhan berupa kendit atau Sabuk
Berupa gambar rantai bulat dan belah ketupat dengan jumlah masing-masing 17.
Lencana Pengukuhan digunakan untuk pemakaian harian dan di posisi pada baju setinggi dada sebelah kiri.
Sedangkan kendit, dililitkan di pinggang dan disimpulmatikan di bagian depan.
Penggunaan kendit hanya saat upacara pengukuhan.
Itulah tujuh fakta tentang paskibraka yang tak banyak diketahui oleh orang.
(Tribunnews.com/Diah Ana)
Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Fakta Unik Seputar Paskibraka, Pengibar Bendera di HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus
Penulis: Diah Ana Pratiwi
Editor: Wahid Nurdin