Bayi Bermata Satu Lahir di Sumatera Utara dan Hanya Bertahan Hidup 8 Jam, Ini 8 Faktanya
Bayi bermata satu lahir di Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara, Kamis (13/9/2018).
Kejadian serupa juga pernah juga terjadi di pedalaman Papua Indonesia, tepatnya di di Pustu Avona, Teluk Etna, Kaimana, Papua Barat.
Informasi ini disampaikan oleh Anugrah Mantri Avona dalam akun Facebook-nya, 12 Juni 2015 lalu.
Ia mengutarakan bahwa dirinya turut membantu sang ibu melahirkan.
Anugrah pun menerangkan kalau kondisi bayi bermata satu tersebut, disebabkan karena kelahiran prematur.
Alhasil, sang bayi pun tidak bisa bertahan lama hidup di dunia.
Bayi tersebut hanya bertahan dua jam sebelum meninggal dunia.
"Anak itu prematur, baru di pedalaman, tidak ada inkubator, jadi meninggal dua jam setelah dilahirkan," ucap Anugrah.
Baca: CPNS 2018 - Pemkab Simeulue Akan Rekrut 230 CPNS pada Penerimaan Tahun Ini
Baca: Jelang Pembukaan GAMIFest 2018, Hotel di Takengon Penuh
8. Cyclopia
Para ahli menyebut kondisi bayi lahir bermata satu ini sebagai cyclopia.
Dikutip TribunJatim.com dari Mirror.co.uk, 7 Oktober 2015, cyclopia terjadi ketika proses pembentukan embrio kedua mata tidak bisa terpisah, sehingga bergabung saat lahir.
"Paparan radiasi dalam rahim atau kombinasi obat-obatan yang berbeda yang dikonsumsi selama kehamilan, bisa menjadi pemicunya," ujar dr Ahmed Badruddin.
Menurutnya, bayi yang lahir dengan kondisi seperti ini sebagian besar memiliki cacat jantung.
Sehingga kemungkinan bertahan hanya hitungan hari saja.
Hal senada disampaikan oleh Peneliti LIPI, Anang Setiawan Achmadi yang mengatakan, jika bayi dengan cyclopia biasanya tidak akan bertahan lama.
“Karena beberapa bagian tubuhnya tidak sempurna, biasanya fungsi beberapa organ tubuh jadi tidak bisa berjalan normal. Dia akan cepat mati. Tidak akan bertahan," kata dia.
Ia lalu menambahkan, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan bayi lahir dengan kondisi seperti itu.
Seperti si ibu pernah terpapar radiasi saat hamil, ada pula faktor genetik.
“Secara herediter, faktor resesifnya yang muncul,” ujar Anang.
Faktor masuknya zat kimia tertentu pada ibu hamil juga bisa menyebabkan cyclopia pada sang bayi.
“Kalau di manusia bisa saja karena pengaruh obat yang berlebihan. Misalnya obat untuk kehamilan yang bersifat kontradiksi," sambung Anang.
Ia menambahkan, bisa juga penyebabnya adalah pengalaman traumatis di masa kehamilan.
“Jadi sebenarnya kompleks,” kata dia.
Diinformasikan National Geographics, kelainan genetik juga disebut-sebut sebagai penyebab cyclopia.
Meski demikian, cyclopia juga dapat disebabkan oleh racun yang tertelan oleh ibu selama kehamilan.(*)
Baca: Komisioner KIP belum Dilantik, KIP Aceh Ambil Alih Penetapan Jumlah Pemilih di Simeulue
Baca: CPNS 2018 – Bagimana Jika Identitas KTP dan Ijazah Beda? Begini Cara Mengurusnya
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul 8 Fakta Bayi Bermata Satu Lahir di Mandailing Natal Sumatera Utara, Hanya Bertahan Hidup 8 Jam