Kesehatan
WHO Sebut 7 Juta Orang Meninggal Tiap Tahun Akibat Polusi Udara, Ini Tips Menghadapinya
Dia memprediksi, penyakit sesak napas dan paru akan meningkat tajam, khususnya di kalangan anak-anak
Di atas ambang batas 150 µg/m3 artinya udara sudah tidak sehat. Tingginya tingkat polusi udara tidak hanya dirasakan Jakarta.
Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2016, ada lebih dari 80 persen negara di seluruh dunia yang mengalami pencemaran udara melebihi ambang batas.
Untuk itu, WHO merekomendasikan agar negara-negara menurunkan tingkat polusi udara tahunan mereka menjadi 20 µg/m3 (PM10) dan 10 µg/m3 (dalam PM2,5).
Baca: Polusi Udara Percepat Penuaan Otak
WHO menegaskan, polusi udara adalah ancaman yang sangat berbahaya dan telah menyebabkan sekitar tujuh juta orang meninggal dunia setiap tahunnya.
Sebuah analisis terbaru dari International Energy Agency (IEA) tahun 2016 bahkan memperkirakan, polusi udara bertanggung jawab atas kematian dini 60.000 orang di Indonesia.
Kematian akibat polusi udara umumnya terjadi di negara miskin dan berkembang.
Dari total 9 juta kematian, sebanyak 6,5 juta kematian diakibatkan oleh pencemaran udara.
Baca: 2,8 M Penduduk Dunia Terancam Polusi Udara Rumah Tangga
Lalu, hampir setengah dari total angka itu berasal dari dua negara dengan penduduk terbanyak, yakni India dan China.
Data ini dipaparkan dalam The Lancet medical journal, yang dilansir kantor berita AFP.
Negara dengan pembangunan industri yang cepat seperti India, Pakistan, China, Banglades, Madagaskar, dan Kenya, tercatat memiliki akumulasi dampak polusi hingga satu orang dari setiap empat kematian.
Polusi Udara, Kesehatan, dan Perubahan Iklim
Polusi udara memicu perubahan iklim, sebaliknya perubahan iklim juga memperparah polusi udara.
Baca: Direkam Dari Luar Angkasa, Begini Penampakan Badai Florence yang Hantam Amerika Serikat
Studi yang dipimpin Patrick Kinney, profesor kesehatan perkotaan Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Boston, Amerika Serikat menunjukkan, parahnya polusi udara tetap terjadi walau hanya faktor perubahan suhu yang diperhitungkan.
Perubahan iklim menaikkan suhu rata-rata Bumi. Suhu tinggi meningkatkan kabut asap.
Partikel ozon dalam kabut asap akan terbentuk lebih cepat pada suhu tinggi. Karena itu, perubahan iklim dan polusi udara berdampak bolak-balik.