Drama Penangkapan Osama Bin Laden: Operasi Senyap Memburu Bos Jaringan Teror Al-Qaeda
Di Chalk One saya bersama Charlie dan Walt, juga Pelatih Mike yang di darat bertugas mengatur alur serangan dan mengendalikan waktu.
“Kita akan menangkap UBL,” kata Charlie. Ia pun menduga-duga.
Karena tak ada standar internasional untuk terjemahan bahasa Arab ke Inggris, kami menggunakan ejaan ala FBI dan CIA untuk Osama, yaitu Usama bin Laden, disingkat UBL. Dan pada kesempatan kumpul pertama di hari Senin, dugaan Charlie terbukti.
“Di mana intelijen menemukannya?” saya bertanya.
“Pakistan.”
Di ruangan sepi, kecuali beberapa orang sipil anggota CIA yang bekerja tanpa suara, kami berkumpul menghadap peta Pakistan. Di sebelahnya ada peta kota bernama Abbottabad, juga beberapa foto sebuah area perumahan yang setiap bagiannya sudah diberi kode-kode huruf.
Baca: 1.500 Anak Meriahkan FASI
Banyak pula cetakan dan transkrip pembicaraan telepon serta peralatan pembantu. Proyektor, laptop yang menampilkan banyak data tambahan, juga tumpukan data intelijen. Saya masih belum yakin bahwa keberadaan Bin Laden bisa diketahui Amerika.
Sebagai anggota satuan berkualifikasi khusus, kami semua berharap dilibatkan dalam operasi pengejaran UBL. Tapi ketika kesempatan itu tiba, saya tetap tak percaya.
Mike menunjukkan susunan anggota tim. Ada 28 nama di sana, termasuk seorang teknisi bom, seorang penerjemah bernama Ali yang menguasai bahasa Arab dan Pashtun, dan seekor anjing pemburu bernama Cairo.
“Kamu akan berada di Chalk One, sebagian anggota bertanggung jawab menangani wisma tamu C1 di selatan,” kata Mike kepada saya. “dan sebagian menyerang ke A1.”
Baca: Singkil, Galus, dan Pijay Termiskin
Kadang-kadang Osama tinggal di C1, bangunan terpisah, kadang pula tidur di bangunan utama yang merupakan bagian yang kami beri kode A1. Di sana terdapat dua istri Osama, anak-anak, sejumlah pengawal, dan mungkin kurir beserta keluarganya.
Perempuan dan anak-anak memang sering dijadikan perisai perlindungan, dan kami cukup terbiasa dengan cara itu.
Di Chalk One saya bersama Charlie dan Walt, juga Pelatih Mike yang di darat bertugas mengatur alur serangan dan mengendalikan waktu.
Di tim kami juga ada Will, anggota yang bisa berbahasa Arab, yang sekarang masih di Jalalabad (J-bad). Tim lain, Chalk Two, akan turun di sisi utara untuk mengamankan bagian luar. Lima pasukan berjaga, dua penembak dan anjing pelacak akan mengejar siapa pun yang mungkin melarikan diri.
Dua anggota lagi dan penerjemah Ali berjaga di bagian timur laut untuk mencegat kalau ada orang mau mendekat. Tak lupa kami juga memiliki dua orang penembak tepat yang berjaga di pintu heli Chalk One.
Kami berlatih berdasarkan mockup kompleks yang terletak di Jalan Kakul, perumahan di dekat akademi militer Pakistan di Abbottabad, utara Islamabad, itu. Nama kota itu diambil dari pendirinya, seorang mayor berkebangsaan Inggris James Abbott.
Dalam brifing intelijen dijelaskan, Osama memiliki dua orang kurir yang rutin datang ke kompleks itu. Sebuah area seluas 4.000-an meter persegi yang dikelilingi tembok setinggi 3-5 m. Tembok bagian selatan dibuat lebih tinggi untuk menghalangi orang luar melongok ke halaman.
Bangunan lain juga sengaja dibuat untuk menutupi jendela atau pintu bangunan utama. Yang mengundang kecurigaan, properti buatan tahun 2005 seharga AS$1 juta itu tak memiliki jaringan telepon atau sambungan internet.
Penghuninya selalu membakar sampah dan jarang berinteraksi dengan tetangga. Mereka tahu ada beberapa orang di dalamnya, tapi satu-satunya nama yang dikenal adalah Ahmed al-Kuwaiti.
Hasil pengembangan kasus 11 September dan interogasi terhadap orang-orang yang dicurigai menunjukkan bahwa Al-Kuwaiti adalah kurir Bin Laden meski bukan anggota Al-Qaeda.
Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Drama Penangkapan Osama Bin Laden: Operasi Senyap Memburu Bos Jaringan Teror Al-Qaeda