Mengenang Dahsyatnya Tsunami Aceh - Begini Kengerian saat Air Laut Menerjang Daratan (1)

Saya melanjutkan membaca koran. Saat itu isu politik konflik GAM dan Pemerintah RI masih mewarnai halaman surat kabar.

Editor: Amirullah
TSUNAMI ACEH 

Semakin lama semakin kuat. Saya baru tersadar, ternyata sedang terjadi gempa bumi!

Saya memutuskan keluar dari warung kopi, karena takut gardu listrik di depan warung akan jatuh.

Saya memilih ke lapangan sepak bola Bukit Sembilan, sekitar 10 meter dari warung kopi.

Saat itu gempa masih terasa kuat. Saya tak bisa berjalan. Sempoyongan dan jatuh.

Baca: Foto-Foto Dampak Gempa dan Tsunami di Palu, Jasad Korban Tergeletak di Jalan

Dengan setengah merangkak, saya berusaha terus berjalan.

Hingga akhirnya saya berpegangan di tiang gawang. Saya merasa sedikit bisa berdiri meskipun harus membungkuk.

Inikah Hari Kiamat?

Sementara bumi masih terus berguncang hebat.

Saya teringat pada sebuah cerita dalam Alquran, salah satu tanda kiamat adalah dengan datangnya gempa besar.

Hati kecil saya bertanya, apakah ini awal datangnya hari kiamat yang tertulis dalam Alquran?

Perasaan resah dan gelisah membayangi pikiran.

Saya tak henti-hentinya melafazkan asma Allah, berzikir dan istigfar.

Saya sudah pasrah apa pun yang Allah kehendaki hari itu.

Baca: Video Detik-detik Tsunami Menyapu Rumah dan Mobil, Orang Berlarian, Gelap, Lalu

Guncangan bumi yang terasa begitu dahsyat ternyata membuat saya pusing.

Saya kemudian memilih duduk, karena tak sanggup lagi berdiri sampai akhirnya gempa reda dengan sendirinya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved