Gempa Palu Sulawesi Tengah
Derita Pengungsi Hidup di Tenda Terpal Plastik Setelah 14 Hari Gempa dan Tsunami Palu
“Saya sudah melihat air laut itu seperti dirasuki setan yang mengejar-ngejar saya dan keluarga saya kala itu,” ucap Nurjanah
“Rasanya ingin pulang ke rumah nonton televisi seperti biasanya. Duduk-duduk di depan rumah enak rasanya,” ucap Nurjanah.
Baca: Tangisan Bocah Korban Tsunami Palu Usai Bintang Manchester City Doakan Segera Pulih Luka Tangannya
Namun, gempa dan tsunami telah memporak-porandakan rumahnya yang kala itu baru saja diperbaiki.
“Rumah saya sudah tidak berbentuk sekarang. Kotor sudah, atap roboh, kemarin ditemukan banyak mayat di sekitar rumah, makanya saya takut pulang ke rumah,” ujar Nurjanah.
Ia tidak bisa melupakan momen saat gempa dan tsunami menerjang rumahnya. Kejadian itu, lanjut dia, berlangsung sangat cepat.
Baca: Jansen Sitindaon Tanggapi Tayangan Media Televisi Asing soal Gempa Palu: Mencoreng Wajah Bangsa
“Saya sudah melihat air laut itu seperti dirasuki setan yang mengejar-ngejar saya dan keluarga saya kala itu,” ucap Nurjanah.
Nurjanah selamat setelah berlari dari Pantai Talise ke Balai Kota, yang jadi tempat pengungsiannya saat ini.
Ia tidak bisa memastikan sampai kapan dirinya dan keluarga bisa bertahan tidur di pengungsian dengan kehidupan seperti sekarang.
“Saya sudah trauma tinggal di rumah dan tiba-tiba gempa tsunami menerjang rumah kami lagi,” tutur Nurjanah.(*)
Baca: Korban Meninggal akibat Bencana Gempa dan Tsunami di Sulteng Bertambah Jadi 2.045 Orang
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Derita Korban Gempa Palu yang Bertahan di Tenda Pengungsian...