Kisah Dokter Asal Pidie Aceh di Asmat Papua, Antara Kemanusiaan dan Rasa Rindu Anak Istri

Saat lowongan ke Papua datang, Pemuda asal Beureunuen ini bertugas di Puskesmas Delima, Kabupaten Pidie sebagai dokter tenaga bhakti

Editor: Zaenal
KOMPAS.com/IRSUL PANCA ADITRA
Dokter Fajri Nurjamil, dokter asal Aceh yang mengabdi di Kabupaten Asmat, Papua. 

Impiannya untuk mengabdi di Papua sudah di depan mata.

Namun, langkahnya memang tak mudah.

Di Kota Agats, dokter Fajri ditempatkan di Puskesmas Primapun, Distrik Safan.

Untuk mencapai distrik tersebut, dia harus menempuh perjalanan sungai selama kurang lebih 6 hingga 7 jam dari Distrik Agats yang merupakan ibu kota Kabupaten Asmat dengan menggunakan kapal cepat bermesin 85 PK.

Itupun tergantung cuaca dan pasang surutnya air sungai.

Dokter Fajri bertugas di Puskesmas Primapun sejak pertengahan Juni 2013 hingga Desember 2014.

Selanjutnya, pada Januari 2015 hingga kini dia ditugaskan di Puskesmas Suru-Suru, Distrik Suru-Suru.

“Saya juga sempat ditugaskan selama satu minggu di Puskesmas Mamugu-Batas Batu, Distrik Sawa Erma tahun 2014 dan Puskesmas Yausakor, Distrik Siret's tahun 2018 ini,” kata dia sambil memeriksa seorang anak saat ditemui Kompas.com.

Dokter Fajri Nurjamil, dokter asal Aceh yang mengabdi di Kabupaten Asmat, Papua.
Dokter Fajri Nurjamil, dokter asal Aceh yang mengabdi di Kabupaten Asmat, Papua. (KOMPAS.com/IRSUL PANCA ADITRA)

(Lima Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Wabah Campak dan Gizi Buruk di Asmat)

Selama bertugas di Asmat, Fajri mengalami berbagai macam adaptasi dengan masyarakat sekitar maupun medan dan alamnya.

Awal bertugas, dia mengaku terkadang masyarakat banyak menolak dengan pelayanan kesehatan yang mereka berikan, seperti pemberian imunisasi kepada anak-anak maupun tindakan emergency yang harus diberikan kepada pasien.

Namun, semua itu sudah bisa dilalui setelah dirinya bersama rekan kerjanya selalu memberikan penyuluhan demi penyuluhan sehingga akhirnya masyarakat mengerti akan kesehatan.

Selain itu, dengan adanya perhatian khusus dari pemerintah Provinsi Papua dan pemerintah Kabupaten Asmat, semua kendala dan kesulitan yang dihadapi sudah bisa dilalui.

“Alhamdulillah mereka menerima dan mulai mengerti akan pentingnya kesehatan yang dimulai sejak dini dan pentingnya kesehatan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari baik dalam perilaku hidup bersih dan sehat,” kata dia.

(Selain Palestina, ACT Juga Bantu 100 Ton Makanan untuk Warga Asmat yang Terkena Wabah Gizi Buruk)

Saudara Sendiri

Di pedalaman Papua, lanjut dia, sungai, lautan, gunung dan hutan-hutan adalah sahabat setia.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved