'Dokter Hantu': Sisi Gelap Operasi Plastik di Korea Selatan yang Bikin Merinding
Menurut International Society of Aesthetic Plastic Surgery, rasio tertingginya adalah sekitar 13 dari 1.000 orang yang memilih
Saat Park tak sadarkan diri di bawah pengaruh obat bius, dokter bedah lain yang bukan dokter Sang datang dan mengolok-olok tubuhnya yang kurus.
Baca: Link Live Streaming Timnas U-19 Indonesia vs Timnas U-19 UEA, Siaran Langsung RCTI Pukul 19.00 WIB
Park mengeluh bahwa keputusannya melakukan operasi itu adalah keputusan terburuk dalam hidupnya.
Tidak menjadi seperti apa yang diidam-idamkannya, Park justru menderita edema wajah.
Saraf dagunya bahkan tidak dapat berfungsi dan hidungnya tampak kerdil.
Semua menjadi kebalikan-kebalikan dari yang diinginkannya.
Baca: Pasutri di Galus Selundupkan 20 Bal Ganja Kering Pakai Mobil, Begini Modusnya
Ada juga pasien yang merasa menjadi korban melaporkan klinik ke persidangan.
Namun dalam kasus-kasus seperti itu, pasien cenderung menemui kekalahan.
"Ketika seorang pasien pergi ke pengadilan, klinik akan menyerang balik dan menggugatnya sebagai bentuk pencemaran nama baik," kata An Gijong, perwakilan hukum Organisasi Aliansi Pasien Korea.
Selanjutnya, pasien membutuhkan sejumlah besar uang dan waktu untuk melanjutkan proses dan berujung pada kekalahan.
Baca: Link Live Streaming RCTI Timnas Indonesia U-19 Vs Uni Emirat Arab, Laga Hidup Mati Garuda Nusantara
Salah satu organisasi yang paling keras menentang praktik ini adalah Asosiasi Ahli Bedah Plastik Korea, yang dipimpin oleh dokter veteran Kim Sungwoong.
Kim menekankan bahwa hal yang paling utama dalam proses operasi plastik adalah hubungan dokter dan pasien.
"Ahli bedah harus berusaha mengenali kliennya secara pribadi untuk kemudian mempelajari kasusnya dengan baik," ucapnya.
Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : 'Dokter Hantu': Menguak Sisi Gelap Operasi Plastik di Korea Selatan yang Bikin Merinding