Kebohongan dan Kekonyolan Media Saudi dalam kasus Khashoggi
Media Saudi yang memiliki reputasi jurnalistik buruk menambah rasa malu bagi Riyadh setelah kasus Khashoggi ini.
Penghentian kerja sama antara Al Arabiya News Channel dangan Ofcom ini karena regulator berbasis di Inggris itu menerapkan standar jurnalisme internasional yang tinggi dalam produk penyiarannya.
Masalah Jamal Khashoggi adalah contohnya. Bukti-bukti yang mengaitkan Riyadh dengan pembunuhan Jamal Khashoggi begitu besar.
Sehingga penolakan tanpa fakta dari media Saudi selama hampir tiga minggu tidak hanya mengubah media ini menjadi bahan tertawaan, tetapi juga menjadi dakwaan.
Alih-alih memberikan informasi yang berarti tentang lenyapnya Khashoggi atau bahkan menawarkan bukti-bukti kuat yang menentang fakta-fakta yang melingkupi perselingkuhan ini, reaksi media Saudi berkisar dari penolakan total dan pengaburan sampai pembangunan teori konspirasi tanpa dasar.
Sebagai contoh, Jamil Al-Dhiabi, editor surat kabar Saudi Okaz, menyatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada 9 Oktober 2018 bahwa "semua orang yang menyebarkan informasi tentang pembunuhan Jamal Khashoggi, menuliskan slogan yang sama secara serempak, yang menunjukkan bahwa mereka terlibat dan ikut dalam kejahatan ini".
Baca: Penyebab Khashoggi Dimutilasi, Diduga Karena Tahu Arab Saudi Pakai Senjata Kimia di Yaman
Kolumnis lain untuk Okaz, Hammoud Abu Thalib, menulis hal serupa dalam edisi yang sama (9 Oktober) dengan membelokkan kesalahan kepada entitas asing.
Dia menegaskan bahwa kasus Jamal Khashoggi jelas menunjukkan sebuah operasi intelijen yang disiapkan oleh para agen dan jurnalis yang ditunggangi oleh Ikhwanul Muslimin.
Dalam nada yang sama, Al-Arabiya.net mengutip duta besar kedutaan Arab Saudi di Lebanon yang mengatakan bahwa pertunjukan teater Khashoggi adalah konspirasi sebuah badan intelijen yang dirancang untuk merusak reputasi Arab Saudi.
Secara paralel, media Saudi juga menyerang pers Amerika dan media internasional laiinya yang memberitakan nasib Khashoggi.
Sebagai contoh, situs Al-Arabiya meremehkan laporan dari Reuters dengan menyebut "penuh kontradiksi".
Demikian pula, dalam editorial berjudul "Propaganda Hitam" dan diterbitkan pada 8 Oktober, surat kabar milik negara Al-Riyadh menyerang Washington Post.
Media Arab tersebut menuding Washinton Post sebagai platform tukang fitnah untuk menurunkan reputasi Kerajaan Saudi dan merendahkan pemimpinnya.
Menurut editorial ini, media sudah kehilangan kredibilitas dan menjadi lembaga bisa dibayar untuk menyerang Kerajaan.
Surat kabar Saudi ini mengatakan bahwa alasan untuk mengasingkan Riyadh dalam masalah ini adalah karena meningkatnya permusuhan antara Washington Post dan Presiden AS Donald Trump.
Kebijakan editorial aneh yang dilakukan oleh media Saudi terkait Khashoggi telah memunculkan olok-olok kepada media yang mendukung Putra Mahkota Muhammad Bin Salman (MBS).