Kebohongan dan Kekonyolan Media Saudi dalam kasus Khashoggi

Media Saudi yang memiliki reputasi jurnalistik buruk menambah rasa malu bagi Riyadh setelah kasus Khashoggi ini.

Editor: Taufik Hidayat
Anadolu Agency
Pemrotes menuntut pengusutan atas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi yang diduga melibatkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) 

Thomas Friedman, salah satunya. Kolumnis New York Times ini tidak bisa menyembunyikan wajah bingungnya saat diwawancara oleh jurnalis CNN Christiane Amanpour pada 18 Oktober 2018.

Friedman tidak percaya mendengar beberapa komentar konyol oleh media Saudi, ketika Riyadh pada akhirnya mengakui bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Media Saudi–meski pun secara terang-terangan berbohong kepada publik dan menuduh berbagai pihak mulai dari Washington Post dan Turki hingga Qatar dan Ikhwanul Muslimin – tidak sedikit pun meminta maaf kepada publik atau mengakui kesalahan mereka.

Baca: Pejabat Saudi Sebut Khashoggi Meninggal Dicekik, Jenazahnya Digulung Pakai Karpet Lalu Dibuang

Setelah menghabiskan jutaan dolar untuk melobi perusahaan-perusahaan besar kelas dunia dan berkampanye untuk menguatkan citra, pembunuhan mengerikan atas Khashoggi telah membalikkan segalanya.

Kasus ini telah mencoreng citra MBS dan rezim Saudi. Dan Riyadh telah jatuh ke dalam krisis internasional.

“Namun, dalam pertempuran membentuk opini publik internasional, media Saudi yang memiliki reputasi jurnalistik buruk menambah rasa malu bagi Riyadh setelah kasus Khashoggi ini,” kata Cherkaoui.(Anadolu Agency)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved