Luar Negeri
AS Terapkan 'Sanksi Paling Berat', Apakah Iran Akan Tumbang?
"Sanksi terhadap Iran sangat kuat. Ini adalah sanksi terberat yang pernah kami terapkan. Dan kita akan melihat apa yang terjadi dengan Iran
Mereka telah berjanji mendukung perusahaan-perusahaan Eropa yang melakukan "bisnis sah" dengan Iran dan telah menyiapkan mekanisme pembayaran alternatif - atau Special Purpose Vehicle (SPV) - yang akan membantu perdagangan perusahaan tanpa menghadapi hukuman AS.
Namun, para analis meragukan upaya ini secara material akan mengurangi dampak sanksi terhadap Iran.
Dan dalam beberapa hari terakhir, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan AS akan melakukan upaya "agresif" untuk menargetkan setiap perusahaan atau organisasi yang berupaya "menghindari sanksi kami".
Baca: Kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta Jadi Milik PKS, Sejumlah Nama Mencuat untuk Gantikan Sandiaga Uno
Siapa yang dikecualikan?
Pemerintahan Trump telah memberikan pengecualian kepada delapan negara untuk terus mengimpor minyak Iran, tanpa menyebut jati diri mereka.
Mereka dilaporkan termasuk sekutu AS seperti Italia, India, Jepang dan Korea Selatan, serta Turki, Cina dan India.
Menlu AS Pompeo mengatakan bahwa lebih dari 100 perusahaan internasional berskala besar telah ditarik dari Iran karena dampak sanksi tersebut.
Pompeo mengatakan negara-negara tersebut telah melakukan "pengurangan signifikan dalam ekspor minyak mentah mereka" tetapi membutuhkan "sedikit lebih banyak waktu".
Dia mengatakan dua dari negara-negara itu pada akhirnya akan menghentikan impor dan enam lainnya akan mengurangi impornya dari Iran.
Apa reaksi yang terjadi di Iran?
Sanksi AS terhadap Iran bertepatan waktunya dengan pengepungan kedutaan AS pada 4 November 1979, yang terjadi tidak lama setelah jatuhnya rezim Shah yang didukung AS.
Sekitar 52 orang warga AS disandera di kedutaan selama 444 hari dan sejak itulah kedua negara menjadi bermusuhan.
Kelompok garis keras menggelar protes untuk memperingati pengepungan tersebut setiap tahun, tetapi pada hari Minggu, para pemrotes juga melampiaskan kemarahan mereka terhadap sanksi AS.
Media pemerintah Iran melaporkan jutaan orang di berbagai kota turun ke jalan, dan bersumpah setia kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, meskipun BBC tidak dapat memverifikasi secara independen angka ini.