Bertemu Pedagang Martabak Saat Umrah, Tuan Guru Bajang (TGB) Bagikan Kisah Mengharukan

Tak terkecuali Hendri, pedagang martabak. Ia mengaku awalnya adalah penggemar berat TGB Zainul Majdi.

Editor: Faisal Zamzami
Instagram @tuangurubajang
Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi dan seorang pria yang mengaku bernama Hendri, pedagang martabak asal Pekanbaru, Riau. Keduanya bertemu di Pelataran Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. 

Permintaan maaf itu diwarnai tetesan air mata sampai tersedu-sedu. Dihadapkan pada kondisi seperti itu, TGB Zainul Majdi mengaku terharu. Apalagi, Hendri kembali memeluknya sambil menangis.

Ia menilai kontestasi politik Indonesia saat ini terasa keras sekali, terutama menjelang Pemilu 2019. Semua instrumen dihalalkan, tak sepaham menjadi sebab hoaks diluncurkan, nama baik dirusak dan label kebencian dimuntahkan.

"Penting bagi kita untuk terus ingat, persaudaraan dan persatuan adalah nikmat yang sangat berharga sekaligus aset utama kita sebagai bangsa. Mari kita jaga dengan sekuat-kuatnya. Itulah salah satu pesan Hijrahnya Rasul yang mulia. Menyatukan seluruh potensi umat dalam kebaikan," papar TGB Zainul Majdi.

Berikut ini nasihat TGB Zainul Majdi dalam unggahan akun Instagramnya @tuangurubajang, Senin (22/10/2018):

Dua ayat dalam Alquran tentang pentingnya tabayyun ; hati-hati dan klarifikasi . Cek dan kroscek. Ayat 6 Alhujurat dan ayat 94 Annisa. . .

Ayat 6 Alhujurat turun sbg respon saat seorang sahabat karena ketakutan dan halusinasi mengaku akan dicelakakan sahabat lain. Dia mengadu kepada Rasul, dan hampir saja Rasul menghukum mereka yang tak bersalah. Di ayat ini, pelaku hoaks yang merupakan sahabat disebut "fasik" untuk menunjukkan bahwa perbuatan menyebar kabar bohong adalah dosa besar. Status sebagai sahabat Rasul tidak mengurangi bobot kejahatan menyebar fitnah. . .

Berita bohong menyebabkan keresahan, membangun kebencian, merusak persaudaraan dan menjauhkan kita dari rahmat ALLOH. . .

Ayat 94 Annisa turun merespon sikap tidak bertanggung jawab sekelompok orang saat itu : tidak bertabayyun karena motif duniawi. Yaitu "mengejar harta benda dunia". Harta benda itu bisa berupa uang, materi, jabatan politik, status sosial dan seterusnya. Tuduhan "Lasta mu'minan", kamu tidak beriman! jadi mantra untuk memojokkan. Sebagaimana ekspisit disebut dalam ayat ini. . .

Kedua ayat itu mengingatkan kita bahwa dalam keadaan apapun prinsip tabayyun harus dipegang teguh. Saat damai maupun perang. Saat situasi kondusif ataupun sedang ada gejolak. . .

Untuk kita di Indonesia, pesan kedua ayat ini sangat relevan karena persaudaraan dan persatuan adalah aset kita yang paling berharga. . .

Kontestasi apapun tidak boleh merusak aset itu, karena sekali aset itu lenyap sungguh kita akan menyesal berkepanjangan. Dalam bahasa ayat 6 Alhujurat : fatusbihuu 'alaa maa fa'altum naadimiin. "Maka kalian akan menyesal atas apa yang kalian lakukan.." . .

Semoga ALLOH menjaga kita semua, anak-anak bangsa, dari perbuatan buruk kita sendiri sebagaimana doa yang sering kita lantunkan : Allohumma laa tahrimna khaira maa 'indaka lisyarri maa ' indana.. "Ya ALLOH, jangan kau tahan kebaikan dari sisiMu karena keburukan yang ada pada kami.." Nasehat untuk saya dan jamaah Masjid Agung Pelita Samarinda subuh kemarin. (*)

Baca: Politeknik Negeri Lhokseumawe Lantik Pejabat Baru, Ini Nama-nama Mereka yang Menjabat

Baca: Pimpin Rombongan tak Tahu Ada yang Masuk Jurang

Baca: Pasien asal Aceh Utara Ini Lima Kali Dioperasi Usus, Begini Kondisinya

Baca: Akui Takut Kritik Jokowi, Sudjiwo Tedjo: Dulu Zaman SBY Saya Tidak Takut, Sekarang Kok Takut

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Bertemu Pedagang Martabak Asal Pekanbaru Saat Umrah, TGB Bagikan Kisah Mengharukan Ini

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved