Kakeknya Dianugerahi Pahlawan Nasional, Begini Sosok Abdurrahman Baswedan di Mata Anies Baswedan
Salah satu momen yang paling diingat Anies adalah ketika sang kakek menulis surat, baik bagi orang lain, maupun menulis kolom di surat kabar.
Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
AR Baswedan adalah salah satu diplomat pertama Indonesia dan berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi Republik Indonesia dari Mesir.
Dia mempelajari banyak hal secara mandiri, terutama kemampuan menulisnya.
Tapi, dia mendapatkan dunia jurnalisme terbuka lebar setelah bertemu wartawan pertama dari keturunan Arab di Hindia Belanda, Salim Maskati, yang di kemudian hari membantu AR Baswedan dengan menjadi Sekretaris Jenderal PAI.
Karena itu, profesi utama dan pertama AR Baswedan adalah jurnalis.
Dia memang sempat menjalani kegiatan perniagaan dengan meneruskan usaha toko orang tuanya di Surabaya. Tapi, dia tak kerasan.
Dia tertarik pada dunia jurnalisme.
Soebagio I.N., dalam buku Jagat Wartawan memilih AR Baswedan sebagai salah seorang dari 111 perintis pers nasional yang tangguh dan berdedikasi.
Saat bekerja di Sin Tit Po, ia mendapat 75 gulden--waktu itu beras sekuintal hanya 5 gulden.
Ia kemudian keluar dan memilih bergabung dengan Soeara Oemoem, milik dr Soetomo dengan gaji 10-15 gulden sebulan.
Sementara mengutip, buku profil penerima gelar Pahlawan Nasional yang ditulis Kementerian Sosial, Abdurrahman Baswedan lahir di Surabaya pada 9 September 1908 dan meninggal di Jakarta pada 16 Maret 1986.
Almarhum Abdurrahman Baswedan merupakan tokoh keturunan Arab, yang terlibat dalam dunia pergerakan dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tumbuh dewasa menjadi seorang nasionalis, pro kemerdekaan dan republiken sejati.
Selain sebagai pejuang kemerdekaan, Ia juga dikenal sebagai penulis, penyair, sastrawan, dan politisi.
Sebagai tokoh keturanan Arab, dirinya memperjuangkan integrasi keturanan Arab menjadi bangsa Indonesia.
Menurutnya, keturunan Arab mempunyai kewajiban yang sama untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.