3 Fakta Terbaru Pasca Pembunuhan di Papua, TNI-POLRI Ungkap Identitas Panglima & Tanggapan Wiranto
Terkait hal ini Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto juga ikut bersuara.
SERAMBINEWS.COM - Aparat gabungan TNI dan Polri telah mengungkapkan identitas panglima tertinggi dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Untuk diketahui sebelumnya telah terjadi pembantaian dan pembunuhan oleh KKB di Kabupaten Nduga, Papua.
Terkait hal ini Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto juga ikut bersuara.
Selain fakta diatas berikut fakta terbaru KKB Pasca Pembunuhan di Papua:
Baca: Fakta-fakta Terbaru Mendiang Eril Dardak, dari Kiprah hingga Kronologi Kematiannya
Baca: VIDEO - Anggota DPRA Tinjau RS Regional di Meulaboh
1.TNI-POLRI Ungkap Identitas Panglima Tertinggi KKB

Aparat gabungan TNI dan Polri telah memetakan profil pelaku Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan pembantaian pekerja PT Istaka Karya.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
Dedi mengungkapkan hingga saat ini pelaku KKB di Papua belum ada yang tertangkap.
Mengutip dari Kompas.com, Jumat (14/12/2018) meski demikian TNI-Polri sudah mengantongi identitas para pentolan KKB termasuk panglima tingginya.
Untuk panglima tertingginya Dedi memberi inisial yakni PU.
PU inilah yang memberi restu pembantaian di Nduga berberapa waktu lalu.
"Panglima tersebut atas nama inisial PU dan di bawah kaki-kakinya pun juga memiliki daerah operasi yang ada di Nduga tersebut," pungkas Dedi.
Baca: Mualem tak Terbendung
Baca: Umat Islam, Umat Terbaik
2.Tanggapan Menko Polhukam Wiranto

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan belum menutup kemungkinan agar keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua diselesaikan secara baik.
Mengutip dari Tribun Jakarta, Wiranto mengatakan akan lebih baik jika KKB iti secara sadar kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
“Kalau bisa ya diselesaikan secara baik, dengan sadar mereka bisa kembali ke pangkuan ibu pertiwi,” ungkap Wiranto ditemui di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Kamis (13/12/2018).
Namun Wiranto mengatakan tak ada pilihan lain bagi negara untuk bertindak tegas jika KKB di Papua sampai mengorbankan banyak masyarakat dan mengganggu stabilitas nasional.
Ia menegaskan bahwa jika belum ada tanda-tanda yang bagus untuk menyelesaikan masalah itu secara baik maka negara melalui TNI akan terus mengejar dan menghabisi KKB itu.
“Terus kita kejar dan habisi, tak boleh ada kekuatan bersenjata yang tidak sah dan kerjanya hanya membunuh dan mengacau di masyarakat, jangan sampai ganggu kepentingan dan persatuan negara,” tegas Wiranto.
Mantan panglima TNI itu menegaskan bahwa kondisi yang terjadi saat ini dimulai sendiri oleh KKB tersebut.
“Hal itu inisiatif mereka yang melakukan pembunuhan brutal, jadi tindakan benar jika TNI hingga kini terus memburu mereka,” pungkas Wiranto.
Baca: Pakar Pembangunan Pertanian Malaysia: Pemerintah Harus Dorong Pertanian Modern
Baca: Ada Aceh di Pemikiran Kurtulmus, Tokoh Sentral Gerakan Islam Turki
3.KKB Peroleh Senjata Dari Papua Nugini dan Filipina

Mabes Polri memastikan senjata yang digunakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di pasok dari Papua Nugini dan juga Filipina.
Dari hasil penyelidikan yang senjata yang digunakan berasal dari pasar gelap.
Selain di pasok dari Papua Nugini dan Filipina, senjata tersebut juga senjata dari hasil rampasan petugas di Papua.
"Senjata-senjata tersebut didapat dari jalur penyelundupan secara gelap. Yang dilakukan oleh kelompok tersebut dengan membeli beberapa senjata di wilayah PNG maupun di wilayah Filipina khususnya Filipina Selatan," papar Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo saat mengutip dari Kompas Tv pada Jumat (14/11/2018) pukul 09.00 WIB.
Baca: Mahasiswa Sebut Lembaga Wali Nanggroe Seperti UKM, Malik Mahmud Diminta Sadar
Baca: Istri Pertama Kiwil Ungkap Alasan Pertahankan Rumah Tangga Meski Dipoligami, Bukan Soal Materi
Untuk diketahui, PNG menjual senjata di perbatasan Papua melalui jalur darat, sementara di Filipina menggunakan jalur laut.
"Sementara jika di Filipina jalur masuknya senjata tersebut melalui jalur laut. Sedangkan di PNG jalur yang dilalui melalui jalur darat," tegas Dedi Prasetyo.
Sedikitnya 25 pucuk senjata beragam merek berhasil dimiliki kelompok bersenjata.
Dari 25 merek tersebut yang paling banyak adalah senjata jenis laras panjang.
Tim juga masih mengejar kelompok bersenjata yang bersembunyi di hutan di Papua.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta Terbaru KKB Pasca Pembunuhan di Papua, TNI-POLRI Ungkap Identitas Panglima & Tanggapan Wiranto