Breaking News

Kisah Pertempuran Sengit Pasukan Khusus Gabungan Indonesia Ketika Konflik Timor Timur

Pada dini hari tanggal 7 Desember 1975, pasukan Lintas Udara Kostrad dan Kopassandha mengeruduk Dili dari langit, menandakan invasi dimulai.

Editor: Amirullah
Tribunnews
Korps Marinir mendarat di Timor Timur. 

Di sana tim berhadapan dengan pasukan pengawal Lobato.

Baca: Tim Gabungan TNI-Polri Berhasil Identifikasi Asal Senjata yang Digunakan KKB

Seakan tak cukup mengerahkan Yon Parikesit, ABRI mengirim pula pasukan elit Nanggala-28 pimpinan Kapten Prabowo Subianto, Kompi Yonif Linud 700 Kodam XIV, satu kompi Yonif Linud 401 Banteng Raiders dan Batalyon 744 Somodok pimpinan Mayor Yunus Yosfiah.

30 Desember 1978, Kapten Prabowo melapor pada Mayor Yusuf Yosfiah jika anggotanya ada yang memergoki pergerakan sejumlah besar pasukan Fretilin ke arah Selatan.

Hal ini dinilai janggal karena Fretilin amat jarang mengerahkan pasukan besar yang bergerak bersama-sama, dugaan kuat pasti Lobato ada ditengah-tengah mereka.

Laporan ini lantas diteruskan kepada Kolonel Sahala Radjagukguk yang berada di lapangan untuk memperketat pengepungan kepada pasukan Lobato.

Kapten Prabowo juga diberi tugas mengkoordinasikan pengepungan dengan seluruh kekuatan yang ada.

Baca: Viral Lirik Lagu Makan Daging Anjing dengan Sayur Kol, Garda Satwa Indonesia Beri Tanggapan

Nanggala-28 kemudian meluncur ke lokasi pengepungan, tanpa basa-basi lagi langsung menarik pelatuk senapan menyiram Lobato dan pasukannya.

Adu pelor silih berganti antar kedua belah pihak, sengit, semerbak bau mesiu dimana-mana.

Sejumlah pengawal Lobato tewas, namun presiden Fretilin itu tak mau menyerah.

Ia mencoba melarikan diri bersama sisa pengawalnnya.

Baca: Kisah Horor Dosen Mengajar Mahasiswa Gaib, Setelah Sadar Ternyata Sudah Hilang Selama Tiga Hari

Namun nahas pelariannya disekat oleh Yon 744 Somodok pada 31 Desember 1978.

Pertempuran jarak dekat terjadi antara Yon 744 Somodok dan pasukan Lobato.

Seperti dikutip dari Kiki Syahnakri : Timor Timur The Untold Story, pelarian Lobato berakhir setelah ia ditembak oleh Sertu Jacobus Maradebo, seorang prajurit ABRI asli Timor Timur tepat di dadanya.

Usai dipastikan tewas, Panglima TNI M Jusuf melapor ke Presiden Soeharto jika pentolan utama Nicolao Lobato berhasil dieliminasi.

(Seto Aji/Gridhot.ID)

Artikel ini telah tayang di gridhot.id dengan judul Pertempuran Sengit Pasukan Khusus Gabungan Indonesia Ketika Buru Presiden Fretilin Saat Konflik Timor Timur

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved