Irjen Paulus Waterpauw Sebut Kekerasan di Papua Terkait Trauma Orde Baru Hingga Freeport
PUTRA asli Papua dan Mantan Kapolda Papua/Papua Barat, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengungkapkan musabab terulangnya kekerasan di wilayah Papua.
Namun saya selalu mematahkan dengan cara saya. Kalau saya bilang trauma, saya susah, sebab tidak berada pada posisi itu.
Saya lahir di Papua memang, tetapi umur 10 tahun pindah ke Jawa Timur, jadi tidak mengalami. Kita selalu belajar dari titik ini, ke titik itu. Nah saya selalu berhadap-hadapan dengan mereka yang berbeda pandangan.
Baca: PT EMM tak Kantongi IPPHK
Banyak sekali, yang sedikit ribet ya, mereka masih mengungkap latar belakang sejaraah.
Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat atau referendum, Red) itu seperti apa? Mereka selalu bilang kondisi masa lalu. Saya tidak bisa jawab soal itu. Kami tidak masuk di dalam sebuah poeriode waktu itu.
Biasanya sindrom seperti apa yang dibicarakan warga Papua terhadap masa lalu?
Kurang lebih pada kehidupan saja. Karena sindroma itu, siapa tahu ada persoalan zaman (Orba, Red) itu, masalah itu. Janji tinggal janji, misalnya. Mereka tidak memerlukan sebuah hasil yang signifikan untuk masyarakat lokal.
Sehingga mereka sering menghambat (investor/pengusaha) itu. Saya sering diminta, tapi saya serahkan ke pengambil keputusan, kalau bapak tidak pernah berbicara kepada mereka, pasti meraka meragukan.
Baca: Capella Diskon 10-50 Persen Service Sepmor
Karena itu, solusinya, datang lagi yang kedua kali. Kalau tidak mau juga mereka mengikuti arahan, datang lagi ketiga kali.
Nah ini jawaban yang dibutuhkan mereka. Pemimpin perlu yang bersimpati dan berempati pada mereka.
Selain di Nduga, di mana saja lagi basis kelompok bersenjata di Papua?
Mereka tersebar antara lain di Puncak Jaya ada, di Nduga ada, Lani Jaya dan lainnya.
Simpul mereka sekarang Goliat Tabuni. Sekarang membentuk kelompok-kelompok, memisahkan diri. Dugaan saya, kejadian di Nduga berkaitan dengan 1 Desember, 1 Desember menjadi hari ulang tahun Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM).
Mungkin mereka minta jatah tapi tidak dapat. Apalagi kalau ada yang ikut memanasi.
Baca: Aturan Baru BPJS - Ini Sanksi Bagi Setiap Keluarga yang tidak Mendaftarkan Bayinya Sejak Lahir
Adakah irisan kekerasan ini dengan kepetingan di PT Freeport?
Freeport ini kan mahkota ya. Ini sumber kekuasaan dan harta yang kita miliki. Kelompok ini, meminta hak mereka.