Viral, Emak-emak Pasang Baliho Raksasa Prabowo-Sandiaga di Depan Rumah, Ternyata Ini Alasannya

Seorang emak-emak salah satu relawan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 memasang baliho Prabowo-Sandiaga.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/NAZAR NURDIN
Habibah, salah satu relawan pasangan calon presiden nomor urut 2 memasang baliho Prabowo-Sandiaga di depan rumahnya, di Jalan Sutomo Semarang, Jumat (21/12/2018) (KOMPAS.com/NAZAR NURDIN) 

Bahkan, dulunya pernah menjadi sekretariat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), hingga Partai Bulan Bintang.

"Jadi, ini rumah sudah seperti rumah perjuangan," ujar dia.

Kepedulian Habibah menyosialisasikan Prabowo-Sandi didengar tim Badan Pemenangan Nasional.

Sudirman Said menemui emak-emak yang memasang baliho Prabowo-Sandi di depan rumah di Semarang, Jumat (21/12/2018).
Sudirman Said menemui emak-emak yang memasang baliho Prabowo-Sandi di depan rumah di Semarang, Jumat (21/12/2018). (KOMPAS.com/NAZAR NURDIN)

Direktur Materi Debat dan Kampanye Sudirman Said bahkan datang untuk memberi motivasi perempuan berkerudung itu atas aktivitas yang dilakukan.

Mantan calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said menemui emak-emak relawan pasangan calon presiden nomor urut 2 Prabowo-Sandiaga.

Emak-emak bernama Habibah memasang baliho besar bergambar Prabowo-Sandi di depan rumah di Jalan Dr Sutomo nomor 53 Semarang.

Sudirman pun datang ke rumah Habibah untuk memberikan apresiasi atas kepeduliannya menyosialisasikan pasangan nomor dua tersebut.

Sebelum itu, Sudirman menggelar pertemuan tertutup di kediaman tersebut.

"Ini rumah Profesor Aminullah. Dan istrinya memasang baliho. Ini menunjukkan sikap beliau sebagai wujud refleksi keinginan untuk berubah," kata Sudirman, di rumah Habibah, Jumat (21/12/2018).

Direktur Materi Debat dan Kampanye di Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi mengatakan, semangat laiknya Habibah juga terjadi di berbagai provinsi lain di Indonesia.

Sudirman menyebut misalnya di Riau, Madura dan Tegal.

"Di Tegal bahkan ada yang jalan kaki temui Pak Prabowo," tambahnya.

Pria kelahiran Brebes ini menilai, semua merasa tidak adil.

Sudirman bahkan menilai pembangunan infrastruktur yang ada saat ini dibangun untuk kepentingan perusahaan atau korporasi.

"Semua merasa tidak adil. Bahwa pembangunan baik tapi lebih kepada korporasi, bukan rakyat. Rakyat tidak diberdayakan. Ini yang jadi konsen kita bersama," tambahnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved