Tsunami di Banten dan Lampung
Tsunami Banten Diduga Karena Erupsi Anak Krakatau: Letusan 'Ibunya' Jauh Lebih Kuat dari Bom Atom
Jika memang benar gelombang tinggi di Banten dan Lampung disebabkan oleh aktivitas Anak Krakatau, rasanya pantas jika masyarakat mulai waspada.
Sebelum letusan bersejarah, pulau ini memiliki tiga puncak gunung berapi: Perboewatan, yang paling utara dan paling aktif; Danan di tengah; dan yang terbesar, Rakata, membentuk ujung selatan pulau.
Baca: Ini Objek Wisata di Kepulauan Banyak yang Telah Dilengkapi Cottage
Baca: Warga Kembali Temukan Korban Banjir Bandang Silima Puga-Puga di Sungai Souraya, Subulussalam
Baca: Real Madrid Juara Piala Dunia Antarklub 2018 Usai Bantai Al-Ain di Final, Trofi Pertama Bagi Solari
Baca: Ifan Seventeen Selamat dari Tsunami Banten karena Sebuah Box, Nasib Istrinya Belum Ada Kabar
Baca: Habib Bahar bin Smith Tulis Surat Dari dalam Penjara, Berikut Isinya
Baca: Komedian Aa Jimmy Jadi Korban Meninggal Tsunami Banten, Istri Komedian Ade Jigo Juga Jadi Korban

Krakatau dan dua pulau terdekat adalah sisa-sisa letusan besar sebelumnya yang meninggalkan kaldera bawah laut.
Pada pukul 12:53 pada Minggu tanggal 26 Agustus 1883, ledakan awal letusan mengirimkan awan gas dan puing-puing sekitar 24 km ke udara di atas Perboewatan.
Pada pagi hari tanggal 27, empat ledakan dahsyat, terdengar hingga Perth, Australia, sekitar 4.500 km, menenggelamkan Perboewatan dan Danan ke bawah laut.
Ledakan awal ruang magma memungkinkan air laut untuk memanggil lava panas.
Hasilnya dikenal sebagai freatomagmatik.
Air mendidih, menciptakan bantalan uap super panas yang membawa aliran piroklastik hingga 40 km dengan kecepatan melebihi 99 km/jam.
Letusan diperkirakan memiliki kekuatan ledakan 200 megaton TNT.
(Untuk perbandingan, bom yang menghancurkan Hiroshima memiliki kekuatan 20 kiloton, jadi hampir sepuluh ribu kali lebih eksplosif.)

Baca: Masa Berlaku STNK Habis Saat Libur Natal dan Tahun Baru? Jangan Panik, Ini Solusinya
Baca: 4 Fakta Singkat Tsunami yang Menerjang Wilayah Banten dan Lampung
Baca: Kronologi Tsunami di Banten Versi BMKG, BPPT Sebut Dipicu Erupsi Gunung Anak Krakatau
Baca: Video Detik-detik Tsunami Anyer, Sutopo Purwo Nugroho Ungkap Dugaan Penyebabnya
Tephra (pecahan batu vulkanik) dan gas panas vulkanik membuat banyak korban di Jawa bagian barat dan Sumatra, tetapi ribuan lainnya tewas akibat tsunami pascaledakan.
Dinding air, hampir 36 meter, diciptakan oleh runtuhnya gunung api ke laut.
Itu benar-benar membanjiri pulau-pulau kecil di dekatnya.
Penduduk kota-kota pesisir di Jawa dan Sumatra melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi. Seratus enam puluh lima desa pesisir hancur.
Kapal uap Berouw dibawa hampir 1,6 km ke daratan di Sumatra, 28 awak kapal terbunuh.
Ledakan itu melontarkan sekitar 11 kilometer kubik puing ke atmosfer, langit gelap hingga 442 km dari gunung berapi.