Krisis Muslim Uighur
Menengok Nasib Pengungsi Anak Uighur di Turki, Ada Anak yang tak Bisa Lagi Bertemu dengan Orang Tua
Masih banyak pengungsi anak Uighur lainnya yang membutuhkan dukungan finansial untuk kebutuhan hidup dan pendidikan.
Sebelumnya, pada awal 2017, ACT juga memberikan bantuan pendidikan kepada mahasiswa Uighur yang menempuh ilmu di Turki.
Diaspora Uighur di Turki sendiri mencapai 50.000 jiwa. Sebagian telah menetap resmi, sebagiannya lagi merupakan pengungsi.
Selain akademisi, mereka umumnya berprofesi sebagai wirausaha, mahasiswa, dan pelajar.
Tidak hanya di Turki, diaspora Uighur lainnya juga menyebar di wilayah yang berdekatan dengan Cina, seperti Kazakhstan, Kirgistan, dan Uzbekistan.
“Lulusan” kamp konsentrasi
Sambil memperlihatkan aktivitas belajar mengajar di ruang kelas itu, Ayse menceritakan keprihatinannya terhadap sejumlah murid.
Sebagian dari mereka tidak bisa lagi berhubungan dengan orang tua masing-masing.
“Paspor orang tua mereka dicabut, atau bahkan ada yang harus masuk kamp konsentrasi,” ungkap Ayse, membenarkan keberadaan kamp konsentrasi tersebut di Cina.
Pernyataan itu juga diamini oleh masyarakat Uighur yang bermukim di Turki.
Bahkan, sebagian di antara mereka merupakan “lulusan” dari kamp tersebut.
Mereka mengaku kerap mengalami penyiksaan, tekanan, interogasi, dan bentuk intimidasi lainnya.
Pasang surut krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Uighur telah terjadi puluhan tahun silam.
Krisis semakin memuncak dengan adanya pembatasan HAM terhadap masyarakat Uighur, seperti pelarangan untuk beribadah.
Seperti nasib penyintas krisis kemanusiaan lainnya, etnis Uighur tak luput dari dampak krisis yang menggerogoti kualitas hidup mereka.
Saat ini, ACT terus berikhtiar menjangkau pengungsi Uighur di sejumlah negara, menyalurkan amanah kepedulian masyarakat Indonesia.
“Tim SOS untuk Uighur I - ACT juga menyebar ke beberapa negara yang menjadi suaka mereka, seperti Kirgistan, Uzbekistan, dan Kazakhstan. Fokus kami ada di pendistribusian bantuan pokok. Tim kami juga tengah berupaya untuk meninjau Uighur di Xinjiang. Mohon doanya agar misi kemanusiaan ini berjalan lancar,” pungkas Firdaus.(*)