Kupi Beungoh
Nyakwa Rohani Secuil Kisah Perih di Bumi Serambi Mekkah
Nyak Rohani tinggal bersama suami dan 6 anaknya di rumah sempit dan sumpek di Desa Baet Dusun Payung Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar
Tapi bantuan rumah dhuafa hingga kini tak kunjung datang.
Beberapa bulan lalu, Nek Rohani kembali mengantar proposal ke Kantor Gubernur Aceh.
Dari situ ia disuruh ke Baitul Mal seraya dikasih nomor agenda oleh pegawai di kantor Gubernur.
Sesampai di Baitul Mal, dan berkali-kali ia ke situ dengan berjalan kaki dan hati yang luka untuk menanyakan nasib proposalnya.
Rupanya, proposalnya pun tidak diketahui entah kemana.
Dilacak oleh pegawai disitu, katanya tidak ada proposal dari beliau.
Baca: Aceh Dapat Bantuan 2.005 Unit Rehab Rumah Warga Miskin dari PUPR, Ini Kabupaten Penerima Terbanyak
Baca: Pakai Dana Swadaya, Komunitas Kami Peduli Bireuen Bedah Rumah Warga Miskin di Juli Tambo Tanjong
Nek Rohani pun kembali lagi ke Kantor Gubernur. Dari kantor Gubernur disuruh balek lagi ke Baitul Mal. Dan tetap saja jawabannya tidak ada proposal atas nama beliau dan suaminya.
Nek Rohani, suami dan anak-anaknya adalah secuil kisah pilu orang-orang papa yang luput dari hiruk pikuk pembangunan.
Telah bertahun-tahun dana otonomi khusus mengalir ke Aceh, Nek Rohani dan keluarganya luput dari perhatian.
Mereka pun menjalani hari-hari seperti biasanya, pasrah dengan keadaan dan menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa.
Tapi jangan anggap mereka pemalas dengan nasib mereka seperti ini.
Seperti yang saya ceritakan di atas, Nek Rohani dan suaminya adalah pekerja keras.
Bayangkan bagaimana kerasnya, setiap hari bekerja mencari tiram.
Begitu juga suaminya menjaga tambak orang dan apapun pekerjaan yang bisa dilakukan untuk membeli beras.
Tidak bekerja bagi mereka berarti sama dengan tidak makan.
Baca: Presiden Komunitas Aceh Peduli di Malaysia Jalin Kerja Sama Dengan BMU