Breaking News

Penggunaan Belatung untuk Kebutuhan Medis di Zona Perang, Dipercaya Mampu Selamatkan Nyawa

Ilmuwan Baerin melihat tentara lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena luka-luka jika luka tersebut dipenuhi belatung.

Editor: Fatimah

Proyek yang dipimpin oleh Griffith Universty, bertujuan untuk memperkenalkan laboratorium lapangan ke zona perang.

Baca: 360 Peserta Meriahkan Kompetisi Sains dan Seni di Dayah Insan Qurani

Serta belatung untuk masyarakat terpencil dalam tahun berikutnya.

Proyek ini didukung oleh dana Humanitarian Grand Challenges, yang memberikan bantuan finansial ide-ide paling inovatif dari seluruh dunia untuk mengatasi bantuan dan tantangan pembangunan, menurut DFID.

Belatung dari lalat jenis Greenbottle Blowfliesakan yang dipilih untuk digunakan karena memilih memakan  jaringan mati daripada daging hidup.

Setelah siap, belatung akan diaplikasikan pada luka di kantong mesh. 

Baca: Daftar Finalis dan Jadwal Final Turnamen Bulutangkis Thailand Masters 2019

FDA menyetujui belatung tingkat medis sebagai 'alat medis' pada tahun 2004 untuk luka kronis atau tidak sembuh. 

NHS juga menawarkan terapi belatung untuk gangren

Belatung biasanya dibiarkan hidup antara dua dan empat hari, atau sampai mereka berhenti makan atau menjadi lalat dewasa. 

Mereka kemudian dibuang dalam limbah klinis untuk berada di sisi yang aman. 

Namun, sangat tidak mungkin belatung yang digunakan akan menyebarkan infeksi karena mereka menjalani proses sterilisasi sendiri ketika mereka menjadi lalat.  

Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Dipercaya Mampu Selamatkan Nyawa, Inilah Penggunaan Belatung untuk Kebutuhan Medis di Zona Perang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved