Harga Tiket Turun, Terima Kasih Aceh
Maskapai penerbangan yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menurunkan harga jual tiket
Dia mengatakan, penurunan tarif ini akan berpengaruh pada kinerja perusahaan. Sebab itu, dia meminta asosiasi melakukan efisiensi.
“Kita meminta semua airlines untuk melakukan efisiensi, yang paling penting kita mendapatkan komitmen positif dari Pak Awal (Direktur Utama Angkasa Pura II), Novi (Direktur Utama Airnav) ini mendapat support sehingga mengurangi biaya yang ditanggung oleh airlines. Kita akan minta beliau-beliau komitmen dan kita sudah sampaikan Pak Menteri, dan juga dari Pertamina segera biaya variabel maskapai,” terangnya.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan, komponen yang biasa ditanggung penumpang dalam tiket pesawat seperti biaya pendaratan (landing fee) dan biaya parkir (parking fee) pesawat yang masuk dalam passenger services charge (PSC). “Konsepnya biayanya blanded ada persentase yang kita hitung, dan menjadi komponen yang menurunkan biaya maskapai,” paparnya.
Dalam laporan ekskusif-nya, edisi Jumat 11 Januari 2019, Harian Serambi Indonesia menulis kenaikan harga tiket penerbangan domestik dalam beberapa hari terakhir membuat warga Aceh yang akan ke Jakarta lebih memilih transit di Kuala Lumpur (KL).
Jalur panjang ini ditempuh karena jika menggunakan jalur langsung Banda Aceh-Jakarta harus membayar sekitar Rp 3 juta untuk penerbangan Garuda Indonesia. Sedangkan untuk tujuan yang sama via KL, hanya mengeluarkan kurang dari Rp 1 juta. Konsekwensinya, pengurusan paspor meningkat drastis sejak beberapa waktu terakhir.
Penurunan harga jual tiket pesawat rute domestik sebagaimana disepakati maskapai penerbangan yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (INACA), meski disambut lega oleh masyarakat namun fakta di lapangan masih tetap saja mahal jika dibanding dengan, misalnya, Banda Aceh-Jakarta via Kuala Lumpur.
Penelusuran Serambi, pukul 22.30 WIB, Minggu (13/1), situs pemesanan Traveloka belum memperlihatkan penurunan harga untuk pemesanan Senin (14/1).
Garuda Indonesia pagi dari Banda Aceh-Jakarta Rp 2.962.000 sedangkan Garuda Indonesia sore Rp 2.311.000. Lion Air penerbangan pagi Rp 2.565.000 sedangkan penerbangan sore Rp 2.523.000. Batik Air untuk penerbangan langsung Banda Aceh-Jakarta (pukul 11.15 WIB) Rp 2.768.000.
Sementara itu, harga tiket AirAsia Banda Aceh-Jakarta via Kuala Lumpur (sekali transit) Rp 1.457.000.
Untuk hari Selasa, 15 Januari 2019, berdasarkan penelusuran pada situs pemesanan yang sama dan waktu yang sama, mulai terlihat penurunan harga, misalnya Garuda Indonesia untuk penerbangan langsung Banda Aceh-Jakarta Rp 2,3 juta namun hanya ada satu kali yaitu pukul 15.40 WIB.
Lion Air Banda Aceh-Jakarta (transit Kualanamu) berkisar antara Rp 1,4 juta-Rp 2,1 juta. Batik Air penerbangan langsung Banda Aceh-Jakarta Rp 2.031.000. Untuk pemesanan hari yang sama, AirAsia Banda Aceh-Jakarta via Kuala Lumpur berkisar Rp 1,3 juta-Rp 1,4 juta.
Dilansir situs berita detik.com, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menanggapi keluhan yang beredar terkait harga tiket pesawat dari Aceh ke Pulau Jawa yang lebih mahal ketimbang dari Malaysia ke Pulau Jawa. Budi membantah kabar itu dan menyebut hal itu terjadi karena ada maskapai penerbangan yang menerapkan harga lebih murah.
“Enggak, enggak, enggak (harga tiket Aceh-Pulau Jawa lebih mahal dibanding dari Malaysia-Pulau Jawa),” kata Budi Karya kepada wartawan di Hard Rock Cafe, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu (13/1).
Budi mengatakan, harga tiket pesawat Jakarta-Aceh maupun sebaliknya tetap sama dan tidak lebih mahal dari Malaysia-Jakarta.
“Nah berkaitan dengan lewat KL (Kuala Lumpur, Malaysia) itu ada dua hal. Satu, kalau sekarang Jakarta ke Aceh kurang lebih Rp 1,2 juta sama. Nah kemarin itu memang AirAsia membuat tarif yang lebih murah untuk lima penumpang pertama itu yang mengakibatkan ada perbedaan harga,” ungkap Budi.(nas/kompas.com/*)