Fahri Hamzah Sebut Prabowo Mirip Bung Karno Saat Berpidato, Apa Kata PDIP?
Pasalnya selama ini ada pihak pihak yang ingin mengidentikkan Prabowo sebagai seorang yang temperamental dan emosional.
Jauh dari Soekarno
Terpisah, Sekretaris Badan Pelatihan dan Pendidikan DPP PDIP, Eva Kusuma Sundari menyebut Prabowo jauh dari mirip Presiden RI ke-1 Sukarno. Eva juga tidak terima gaya orasi Prabowo disamakan dengan Sukarno. Sebab, menurut dia, sang proklamator punya kemampuan gemilang dalam orasi.
"Bung Karno the best orator ever dalam semua kategori. Intonasi, gestur, diksi cerdas, dan nyambung ke roso, sehingga membawa dampak luar biasa ke audiens," kata Eva.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto tidak menghadirkan solusi. Prabowo dalam pidatonya hanya mengatakan bahwa Indonesia seolah-olah sedang dalam keadaan krisis.
"Bahwa kita hadapi masalah tentu harus ada solusinya, solusinya itu adalah misalnya ada masalah soal lapangan kerja, solusinya apa, itu yang tak ditampilkan sama sekali," ujar Ace.
Politikus partai Golkar itu mengatakan Prabowo hanya memaparkan sejumlah permasalahan berdasarkan identifikasinya sendiri. Hanya saja Prabowo tidak menawarkan konsep solusi yang akan dijalankannya nanti.
"Tawaran konseptual terhadap persoalan yang disampaikan pada awal-awal tidak dijelaskan kecuali hanya program-program yang bersifat klise dan itu sesungguhnya sedang dilakukan pak Jokowi selama ini," katanya.
Selain itu Ace mengatakan sejumlah BUMN yang menurut Prabowo bangkrut dan terancam bangkrut juga tidak tepat. Baik Pertamina, Krakatau Steel, Garuda, hingga PLN berada dalam kondisi sehat. Bahkan menurut Ace di era Jokowi, BUMN menjadi salah satu pilar pembangunan.
"Jadi apa yang disampaikan pak Prabowo dalam pidatonya tak menampilkan sesuatu yang baru, terkesan ingin mendramatisasi situasi padahal yang sesungguhnya kondisinya biasa-biasa saja bahkan sudah dilakukan pemerintahan Jokowi," pungkasnya.
Baca: Pernah Jualan Es hingga Ditinggalkan Benda Pusaka, Ini Kisah Gempar Anak Bung Karno di Manado
Baca: Prihatin Jalan Kampung Rusak, Pemuda Aceh Singkil Ini Memperbaikinya Seorang Diri
Baca: Kritik Perekonomian Pemerintahan Jokowi, Rocky Gerung: Pemerintah Tidur Pun Ekonomi Tumbuh 5 Persen
BUMN
Staf Khusus Presiden Ahmad Erani Yustika tidak setuju dengan pernyataan calon presiden Prabowo Subianto yang menyebut BUMN terus merugi dan akan bangkrut satu per satu.
Menurut dia, pemerintah saat ini sangat fokus dalam mengelola perusahaan pelat merah agar peranannya bisa menggenjot perekonomian.
"Peranan BUMN dapat terlihat dari beberapa hal, seperti penyerapan tenaga kerja dan penerimaan negara (deviden). Lebih dari itu, peranan BUMN diarahkan untuk pelayanan publik (public service obligation)," ujar Erani.
Erani memaparkan, kinerja BUMN sepanjang 2018 semakin membaik. Tercatat, asetnya melonjak dari Rp 4.577 triliun menjadi Rp 7.817 triliun dan labanya naik dari Rp 148 triliun menjadi Rp 218 triliun.
"Pajak dan deviden BUMN naik dari Rp 218 triliun menjadi Rp 260 triliun pada 2018," ucapnya.