Plebisit UU Organik Bangsamoro

Plebisit UU Organik Bangsamoro Dimulai Besok, Begini Sejarahnya (Bagian 1 dari 6 Tulisan)

Tujuan Hashim Salamat sering disalahpahami. Lebih dari menjalankan organisasi perlawanan, ia sebenarnya ingin membangun masyarakat.

Editor: Zaenal
ANADOLU AGENCY/AHMET FURKAN MERCAN
Orang-orang yang memegang spanduk bertuliskan 'YA ke BOL' terlihat di provinsi Cotabato, Pulau Mindanao, Filipina, Jumat (18/1/2019). Plebisit atau semacam referendum tidak resmi akan diadakan di wilayah tersebut, Senin (21/1/2019), untuk meratifikasi Bangsamoro Organic Law (BOL), yang akan menciptakan Daerah Otonomi Bangsamoro. Plebisit akan dimulai di dua kota, dengan putaran kedua akan diadakan pada 6 Februari di daerah lain di wilayah tetangga. 

Dalam wawancara tersebut, Huseyin mengurai panjang lebar tentang sejarah negara Filipina, konflik berkepanjangan di negara itu, hingga tercapainya kesepakatan perdamaian untuk meratifikasi Undang-undang Otonomi Bangsamoro yang digagas oleh kelompok perjuangan Moro terbesar di Filipina, Front Pembebasan Islam Moro (The Moro Islamic Liberation Front/MILF).

Mengatakan otonomi di wilayah itu akan menguntungkan semua kelompok agama.

Hasil wawancara eksklusif Anadolu Agency ini akan diturunkan dalam 6 artikel terpisah di Serambinews.com dengan bagian pertama di bawah ini.

Hashim Salamat dan Nur Misuari Tokoh Kunci Pejuang Moro

Anadolu Agency (AA): Tuan Oruc, Anda telah mengikuti dengan cermat proses menuju Hukum Organik Bangsamoro. Kita dapat memulai diskusi kita dari sana.

Huseyin Oruc (HO): Dengan Hukum Organik Bangsamoro, kita sebenarnya berbicara tentang proses negosiasi yang dimulai pada 1997 ketika Hashim Salamat (mantan pemimpin Front Pembebasan Islam Moro) masih hidup.

Sejak awal, Hashim Salamat mengejar upayanya dengan tujuan menegakkan perdamaian.

Dia memegang prinsip ini: Perang diperjuangkan untuk mencapai kedamaian.

Dia menganggap perang yang tidak berakhir dengan damai hanyalah pembunuhan massal.

Karena alasan ini, ia tidak pernah jauh dari kedamaian. Dia adalah orang yang selalu membuka pintu untuk perdamaian.

Seperti yang kita ketahui, Hashim Salamat berpisah dari Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Nur Misuari untuk membentuk Front Pembebasan Islam Moro (MILF) di awal proses.

Dia mendirikan MILF setelah berpisah dengan Misuari. Kami tidak yakin alasan perpecahan ini..

Baca: Membangun Dayah Model Aceh di Moro Filipina, Mungkinkah?

AA: Apakah ini perjanjian yang sama yang disponsori oleh (Muammar) Gaddafi?

HO: Ya. Hashim Salamat tidak menerima perjanjian atau otonomi yang mereka emban. Tujuannya adalah bekerja menuju kemerdekaan. Ini adalah salah satu penyebab perpecahan.

Perbedaan dalam pandangan dunia jelas terletak di dasar perpecahan. Ada perbedaan yang sangat mendasar.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved