Peneliti Klaim Temukan Pangkalan Rudal Rahasia Korut, Bisa Berpengaruh pada Proses Negosiasi Nuklir
Korut bakal menghancurkan pangkalan yang sudah diketahui dunia sebagai bagian kesepakatan dengan AS sembari melanjutkan uji coba rudal.
Dilansir AFP Sabtu (19/1/2019), Sanders menuturkan bahwa lokasi pertemuan bakal diumumkan setelahnya, dengan spekulasi merebak Vietnam kandidat tuan rumah.
Sanders melanjutkan, agenda pertemuan tetap terlaksana setelah Pyongyang menunjukkan iktikad baik dengan melepas tiga warga AS pada 2017.
"Namun, AS bakal tetap melanjutkan memberi tekanan dan sanksi kepada Korut hingga kami melihat denuklirisasi yang terverifikasi sepenuhnya," papar Sanders.
Pengumuman pertemuan itu terjadi setelah Jenderal Kim Yong Chol, tangan kanan Kim, berkunjung ke Washingon pada Jumat (18/1/2019).
Baca: Setelah Sianida, Pengusaha asal Matangkuli Aceh Utara di Jakarta Berambisi Mengangkut Nuklir
Trump menghabiskan 1,5 jam dengan Kim Yong Chol yang merupakan negosiator nuklir terkenal, yang juga dilaporkan membawa surat lain dari Kim.
Sky News memberitakan, diyakini AS bakal mencoba untuk mendesak Korut agar menyerahkan seluruh senjata nuklirnya pada pertemuan kedua.
Kim dan Trump pertama kali bertemu di Singapura pada 12 Juni 2018, di mana keduanya menandatangani dokumen berisi kesepakatan Kim melakukan denuklirisasi.
Namun perundingan kedua negara sejak di Singapura menjadi macet setelah AS dan Korut sama-sama memaksakan denuklirisasi menurut mereka.
Kritik mencuat bahwa pertemuan di Singapura tak lebih dari momen berjabat tangan dan berfoto dari kedua pemimpin itu.
Karena itu, mantan Duta Besar AS untuk PBB dan Korut Bill Richardson mengaku skeptis dengan rencana pertemuan kedua tersebut.
Richardson menjelaskan, pertemuan kedua baru bisa terlaksana jika salah satu pihak telah melakukan sesuatu yang bersifat signifikan.
Dia mengkhawatirkan jika ternyata Korut yang berkomitmen melaksanakan denuklirisasi nyatanya belum melakukan apapun.
"Saya ingin melihat bukti nyata bahwa mereka (Korut) telah melakukan sesuatu. Saya tidak ingin pertemuan kedua hanya kembali jadi ajang foto-foto," tegasnya.
Baca: 8 Skenario Kiamat Berdasarkan Prediksi Ahli, Dari Perang Nuklir hingga Hancurnya Ekosistem
Abe Denmark, Direktur Program Asia pada Woodrow Wilson International Center for Scholars berkata pertemuan di Singapura telah melemahkan keamanan sekutu AS.
Sesuai pertemuan di Singapura, Trump sempat mendeklarasikan bahwa ancaman nuklir yang pernah ditunjukkan Korut kini berakhir.