Setelah Sianida, Pengusaha asal Matangkuli Aceh Utara di Jakarta Berambisi Mengangkut Nuklir
Pengusaha asal Aceh ini terus mengembangkan usahanya dan di masa depan, Ismail bertekad memiliki kemampuan mengangkut nuklir.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Safriadi Syahbuddin
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unsyiah Jakarta dan sekitarnya, Ismail Rasyid ternyata menggeluti usaha yang terbilang langka dan berbahaya. Yaitu mengangkut sianida serta bahan kimia berbahaya dan beracun lainnya.
"Di Indonesia hanya hitungan jari sebelah tangan orang yang menjalankan usaha ini. Kalau orang Aceh, saya satu-satunya. Mungkin yang lain tak ada berani," katanya sambil tertawa saat ditemui di kantornya di Jalan Tebet Raya Jakarta, Kamis (10/1/2019) malam.
Sianida adalah senyawa kimia yang berpotensi mematikan sangat cepat.
Tapi sianida juga memberi manfaat terutama dalam industri seperti logam, pertanian, kesehatan, pertambangan dan sebagainya.
Sianida bisa dalam bentuk cair, padat, dan gas. Tergolong benda yang berbahaya dan beracun.
Salah satu bidang usaha saya adalah pengangkutan bahan-bahan beracun dan berbahaya seperti ini," ujar Ismail Rasyid.
Baca: Sianida di Kopi Mirna, Serbuk Atau Cairan?
Ia terus mengembangkan usahanya dan di masa depan, Ismail bertekad memiliki kemampuan mengangkut nuklir.
"Ambisi saya, menjadi pengusaha angkutan nuklir di masa mendatang. Ini tantangan baru buat saya, mengangkut nuklir,” ulang bapak dua anak ini.
Ismail Rasyid, lahir di Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara pada 3 Februari 1968.
Ia Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Unsyiah Banda Aceh. Lalu mendirikan perusahaan PT Transcontinent, pada 2003.
Baca: Putra Matangkuli, Pengusaha Pertama Pengangkut Sianida
Ia merintis usaha ini dari bawah. Mula-mula ia bekerja pada orang lain, tapi kemudian memilih mengembangkan usaha sendiri.
Sampai saat ini ia sudah berhasil mendirikan lima perusahaan di bawah bendera Grup Royal
Khusus untuk Transcotinent, sudah memiliki 16 cabang di Indonesia termasuk dua di luar negeri yakni Australia dan Philipina.
Sebagai alumni Fakultas Ekonomi, Ismail Rasyid lalu memimpin Ikafensyi (Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Unysiah), dan berikutnya memimpin IKA Unsyiah yang pekan depan menggelar Mubes V untuk memilih kepengurusan baru periode 2019-2023.
Baca: Ada-Ada Saja, Racun Sianida dan Deretan Nama tak Biasa Pemberian Orang Tua Untuk Anak