Banyak Orang Meninggal karena Gigitan Ular, Ternyata Ini 4 Alasannya

Sekitar 450.000 orang setiap tahun diperkirakan mengalami luka-luka fatal yang menyebabkan ambutasi atau cacat permanen.

Editor: Faisal Zamzami
(WildOne/CC0)
Ilustrasi Ular 

Obat anti racun ular ini sering kali menggunakan racun ular dari kawasan yang berbeda.

Misalnya obat yang dibuat dengan ular di India digunakan di Afrika.

Inilah yang menyebabkan ada korban gigitan yang tak tertolong.

Ironisnya banyak pabrik besar yang mengurangi pasokan obat yang sangat diperlukan sehingga menimbulkan kekurangan stok.

Tidak diuji coba

Masalah ini semakin parah karena tidak adanya uji coba obat.

Sebagian besar obat harus diuji coba melalui uji klinis untuk membuktikan keekfektifannya.

Badan obat sejumlah negara biasanya menyepakati produk obat tanpa bukti kuat efektifitasnya.

Guna mengatasi malasah ini, Badan Kesehatan Dunia, WHO meluncurkan program uji coba sebelum diedarkan di pasar, dan hasilnya akan diterbitkan tahun ini.

Dengan langkah ini, kementerian kesehatan dan pihak farmasi dari berbagai negara dapat lebih mengerti bagaimana memproduksi obat anti racun ular.

Pabrik-pabrik obat tidak dilibatkan dalam skema ini, namun diharapkan persetujuan WHO dapat membantu mempengaruhi kesepakatan pembelian obat anti racun ular di seluruh Afrika.

Tantangan masa depan

Efektivitas obat anti racun ular merupakan salah satu bagian dari upaya penanganan korban gigitan ular, namun masih banyak tantangan lain.

Masih diperlukan penelian lapangan lebih lanjut untuk memetakan komunitas yang paling berisiko dan untuk menjamin pasok obat yang terjangkau.

Pelatihan petugas medis juga sangat diperkukan untuk menangani korban gigitan dan mengurangi jumlah korban meninggal.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved