Kisah Pahit Getir Hidup Eka Tjipta Widjaja, Pernah Masuk Penjara Jepang Hingga Jadi Orang Terkaya
Waktu itu, Eka tidak senang dengan Jepang. Ia banyak membaca tentang kekejaman Jepang di mana-mana
Kisah hidup Eka Tjipta Widjaja hingga menjadi orang terkaya kedua di Indonesia banyak dibahas.
Bagi pria kelahiran Quanzhou, China 96 tahun lalu ini, kesuksesan tidak diraih begitu saja. Namun penuh perjuangan.
Berasal dari keluarga miskin, bahkan membuat keluarga Eka merantau jauh dari negeri asalnya.
Baca: Video Mesum Disebar Siswa SMK, Tak Terima Putus Cinta Dengan Siswi SMA
Eka dan ibunya pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1932 saat ia berusia 9 tahun. Mereka menyusul sang ayah yang sudah migrasi lebih dulu.
Ayahnya terlibat utang pada rentenir dan tak mampu membayar bunga yang sangat tinggi.
Eka akhirnya tak bisa melanjutkan sekolah sehingga hanya punya ijazah SD. Ia bertekad untuk bisa membantu ayah dan ibunya.
Eka dan ayahnya mulai berjualan permen dan biskuit keliling Makassar.
Eka berjualan dari pintu ke pintu. Menaiki sepeda, ia akan berhenti dan mengetuk pintu rumah calon pembeli tanpa kenal lelah.
Baca: VIDEO Anggota TNI Lewati Medan Berat Saat Bawa Warga Sakit ke Puskesmas di Perbatasan RI-Timor Leste
Eka yang kala itu berusia 15 tahun ternyata bisa meringankan beban utang keluarganya dari hasil jualan biskuit dan permen. Ia menabung sebagian keuntungannya untuk tambahan modal.
Tak puas dengan berjualan keliling, Eka membeli alat membuat kembang gula di rumah.
Dia mulai memproduksi sendiri kembang gulanya. Pada masa penjajahan Jepang, Eka bekerja sama dengan CIAD (Corp Intendands Angkatan Darat) .
Dia menjual kopra pada mereka. Namun, Jepang mengeluarkan kebijakan monopoli kopra dan bisnis Eka terhenti. Eka kembali bangkrut.
Punya prinsip tak mau menyerah, Eka kembali menjajal bisnis baru.
Ia beralih ke usaha bahan-bahan keperluan makanan, bangunan, dan kebutuhan harian.
Baca: Saat Masuk Kamar Mandi, Perempuan Ini Dikejutkan Seekor Ular Sepanjang 1,5 Meter di Dalam Toilet
Tahun 1950 lagi-lagi usahanya terhenti karena dirampas saat peristiwa Permesta. Saat usianya 37 tahun, Eka Tjipta pindah ke Surabaya.