Jokowi Diberi Gelar 'Cak Jancuk', Ternyata ini Maksud Kata Jancuk dan Muncul di Zaman Kolonialisme
Calon Presiden Joko Widodo diberi gelar 'Cak Jancuk', dan segera mendapat respon dari berbagai pihak.
Ribuan warga yang menghadiri acara deklarasi juga ikut meneriaki Jokowi, "Jokowi Jancuk, Jokowi Jancuk."
Biasanya istilah Jancuk digunakan sebagai umpatan pada saat emosi meledak, marah, atau untuk membenci dan mengumpat seseorang.
Terpisah, Ketua Panitia Pelaksana Forum Alumni Jatim #01 Ermawan menuturkan, pihaknya juga akan membentuk tim blusukan untuk menyebarkan program yang dihasilkan pemerintahan Presiden Jokowi.
"Forum Alumni Jatim akan bentuk Tim Blusukan, baik ke kampung sampai kota, untuk bisa menyebarkan program yang telah dihasilkan oleh Pemerintah Presiden Jokowi. Kami siap turun ke lapangan mengetuk pintu demi pintu, jadi tim blusukan untuk pemenangan dan dukungan kepada Bapak Presiden Jokowi untuk kejayaan Indonesia," papar Ermawan.
Atas dukungan pada dirinya, Jokowi menyampaikan terima kasih kepada alumni perguruaan tinggi serta alumni SMA dan SMK di Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Jokowi menyebut tidak mudah mengelola sebuah negara. Karena, seorang pemimpin harus memiliki pengalaman memimpin.
"Negara ini negara besar, kelola negara itu tidak gampang. Diperlukan pengalaman, terlebih dalam memerintah sebuah negara yang besar," ucap Jokowi.
Jancuk Muncul di era Kolonialisme
Tapi gelar 'Jancuk' yang disematkan kepada Jokowi ternyata muncul sejak era kolonialisme.
Rupanya, asal muasal kata Jancuk sudah ada semenjak tahun 1945.
Sebenarnya Janc*k merupakan nama seorang seniman lukis (pelukis) asal Belanda bernama Jan Cox.
Jan Cox lahir di Den Haag, 27 Agustus 1919.
Ia merupakan pelukis terkenal di Belanda dan Belgia karena karyanya yang fenomenal.
Tapi anehnya Jan Cox sama sekali tak pernah menginjakkan kakinya di Indonesia.
Karya lukisannya pun tidak ada yang di Indonesia.