Selama Ini Jadi Sarang Maksiat, HMI Blangpidie Desak Pemkab Abdya Manfaatkan Pendapa Baru
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Blangpidie, desak Pemkab Aceh Barat Daya (Abdya) segera manfaatkan gedung pendapa baru.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Yusmadi
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Blangpidie, desak Pemkab Aceh Barat Daya (Abdya) segera manfaatkan gedung pendapa baru lokasi dekat aliran Krueng Beukah, Gampong Lhueng Tarok.
Ketua Umum HMI Cabang Blangpidie, Mursalin kepada Serambinews.com, Senin (11/2/2019) mengaku sangat prihatin melihat kondisi bangunan pendapa baru yang pembangunannya menghabiskan anggaran mencapai Rp 24,7 miliar sumber APBK Abdya 2015 dan 2016.
Sebab, setelah diresmikan oleh bupati sebelumnya pada 6 Juli 2017 lalu ternyata tidak kunjung dimanfaatkan hingga Februari 2019 ini.
Dengan difungsikan gedung pendapa baru tersebut, menurut Mursalin, bangunan ukuran besar tersebut bisa lebih terjaga dan terawat.
“Tidak seperti kondisi sekarang ini menjadi tempat singgah ternak sapi, kerbau dan kambing, bahkan diduga keras menjadi lokasi perbuatan maksiat,” katanya.
Bangunan pendapa yang dibangun bak istana raja, namun dibiarkan mubazir kurun waktu lebih satu tahun terakhir.
Pasalnya, bangunan megah di lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Beukah itu jauh dari pemukiman warga dan tidak ada penjaga.
Selain itu, area pendapa baru dengan luas lahan sekitar 4 hektare dan luas bangunan mencapai 4.425 meter persegi itu juga belum dilengkapi pagar pengaman secara menyeluruh.
Baca: Habiskan Dana Rp 24,7 Miliar, Pendapa Bupati Abdya Mulai Bocor dan Diduga Jadi Lapak Maksiat
Baca: Pendopo Bupati Aceh Barat Dijadikan Tempat Transaksi Narkoba, Satu Pelaku Ditangkap
Baca: Mantan Bupati Tinggalkan Pendopo
Sebab, halaman depan masih dalam kondisi terbuka sehingga ternak bebas keluar masuk dalam area, malahan ternak singgah di atas teras pendapa.
Lebih menyedihkan lagi, tambah Mursalin, karena tidak ada yang menjaga sebagian besar gagang pintu dan jendela sudah hilang.
Bahkan, kaca dari beberapa daun jendela dalam kondisi sudah copot akibat dibuka paksa pihak tertentu untuk masuk ke dalam bangunan.
Atap bangunan mulai bocor di sejumlah titik, kemudian air hujan merembes ke atas plafon.
“Membiarkan pendapa baru mubazir begitu saja tentu tidak baik, berapa jumlah uang negara sudah dihabiskan untuk pembangunannya, sementara bangunannya sendiri setelah selesai tak manfaatkan,” kata Ketua Umum HMI Cabang Blangpidie, Mursalin.
Sebelumnya Sekretaris Daerah (Sekda) Abdya, Drs Thamrin dihubungi Serambinews.com menjelaskan bahwa bangunan pendapa baru tersebut segera difungsikan sebagai Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Abdya.
“Pimpinan sudah mengarahkan pendapa baru tersebut difungsikan sebagai kantor dinas pendidikan,” kata Sekda Abdya, Drs Thamrin.
Sementara Kantor Disdik di dekat Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) di Kompleks Perkantoran Pemkab Abdya di kawasan Bukit Hijau di Gampong Keude Paya akan ditempati sebagai kantor SKPK yang lain.
Pernyataan Sekda Thamrin tersebut menanggapi dugaan bangunan pendapa yang dibangun mentereng itu menjadi lapak perbuatan maksiat.
Seperti diberitakan, pendapa baru Bupati Abdya yang bangunan fisiknya belum rampung 100 persen diresmikan Bupati Jufri Hasanuddin pada awal Juli 2017 lalu.
Bangunan bak istana raja dibangun di dekat aliran Krueng Beukah, Gampong Lhueng Tarok atau sekitar 900 meter kepala jembatan rangka baja lintas Guhang-Cot Manee.
Karena dibiarkan dalam kondisi telantar bangunan pendapa baru tersebut akhirnya disalahgunakan pihak tidak bertanggungjawab.
“Bangunan ini diduga sering digunakan sebagai tempat perbuatan maksiat,” kata salah seorang warga yang ditemui Serambi di sekitar lokasi,” Kamis (7/2/2019) lalu.
Dugaan ini mencuat karena ditemukan beberapa helai pakaian dalam wanita di dalam beberapa kamar pendapa tersebut.
“Pernah dibersihkan, tapi pakaian pribadi kaum hawa itu ditemukan lagi,” ucap warga yang enggan disebut namanya itu. (*)