Romo Syafi'i Ancam Copot Kapolda Sumut Jika Tidak Netral, Kapolda: Qodrat Manusia Ditentukan Allah
Unjuk rasa yang juga diikuti pria yang akrab dipanggil Romo Syafi'i tersebut disebut aksi untuk menjaga, mengawal pemilu damai
"Apakah mereka (polisi) sudah melaksanakan ketentuan itu," teriaknya.
"Belum," jawab para peserta aksi damai.
Ia mengungkapkan hal tersebut adalah luapan hati rakyat. Maka dari itu, sebagai wakil rakyat di legislatif ia berjanji akan menjalankan tugasnya dengan baik.
"Saya sebagai anggota DPR RI Komisi III, atas kesaksian rakyat ini, mengingatkan Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto agar kelola lembaga kepolisian agar netral menjalankan tugas sesuai UU," tegasnya
Menurut Romo masyarakat membutuhkan polisi, karena polisi dibentuk dengan UU untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat serta menegakkan hukum.
"Kita butuh polisi, kasihan polisi yang menjalankan UU, karena kepolisian dipimpin oleh orang yang tidak netral. Saya akan rekomendasikan komisi III, agar memberhentikan Kapolda Sumut," katanya.
Atas ancaman Muhammad Syafi'i, Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto menanggapinya dengan santai.
Jenderal bintang dua tersebut mengaku semua yang dijalankannya sejak menjabat Kapolda Sumatera Utara, semata menjalankan amanah yang dipercayakan kepadanya.
Ia mengutarakan bahwa setiap bekerja tetap mengacu pada UU No 2/202 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia demi kepentingan masyarakat Sumatera Utara.
Pria yang sudah lama berkarir di Sumatera Utara ini mengutarakan bahwa dia selama ini bekerja demi kerukunan masyarakat Sumatera Utara yang sangat dicintainya.
"Kepentingan satu kelompok, apalagi perorangan, tidak boleh mengalahkan kepentingan masyarakat banyak dan negara," ujarnya.
Untuk itu dia sebagai Kapolda Sumatera Utara bertanggungjawab untuk menetralisir paham kebencian dan arogansi, serta sikap merasa paling benar yang sudah meracuni sebagian masyarakat Sumut karena kepentingan tertentu.
Negara menurut Agus harus hadir dan tidak boleh abai karena ini ancaman keutuhan berbangsa dan bernegara, bahkan ancaman bagi agama.
Selama bertugas kata Agus Andrianto dimasa Pemilu serentak Pilpres dan Pilleg di tahun 2019 ini, polisi selalu netral dan tidak berpihak pada paslon manapun, partai apapun dan caleg manapun.
"Jika ada yang merasa terusik karena upaya untuk menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara seperti yang diamanahkan Undang-undang, tidak masalah bagi saya" ujarnya.