Anggota ISIS Dijejer di Jalan dan Dieksekusi oleh Ekstremis Rivalnya
Anggota ISIS dilaporkan dijejer di jalan dan dieksekusi oleh kelompok ekstremis yang merupakan rivalnya, Minggu (3/3/2019).
SERAMBINEWS.COM, IDLIB - Anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan dijejer di jalan dan dieksekusi oleh kelompok ekstremis yang merupakan rivalnya, Minggu (3/3/2019). Seperti dilaporkan Reuters Daily Mirror, 10 anggota ISIS itu ditembak mati oleh rival yang berasal dari Tahrir al-Sham.
Meski kedua kelompok tersebut mempunyai kesamaan ideologi, namun mereka kerap bertikai satu sama lain.
Eksekusi itu dilakukan di jalanan sebagai aksi balasan atas serangan bunuh diri yang dilakukan ISIS di sebuah restoran di Idlib pekan lalu.
Pejabat keamanan dari Tahrir al-Sham Anis al-Shami mengungkapkan, eksekusi itu merupakan hukuman yang adil sekaligus "membangunkan" mereka dari "kebodohan" yang dibuat.
Dalam gambar yang dirilis, tampak eksekutor yang mengenakan topeng berdiri dan menodongkan pistol di belakang 10 orang yang berlutut.
Tahrir al-Sham merupakan koalisi ekstremis yang anggotanya juga meliputi mantan kelompok sayap Al Qaeda, Front Al Nusra.
Mereka merupakan kelompok ekstremis yang beroperasi di barat laut Suriah dengan keberadaan paling besar di Idlib serta perbatasan Turki.
Kabar eksekusi yang menimpa 10 anggota ISIS itu terjadi di tengah gempuran yang mereka hadapi di benteng terakhir di Baghouz.
ISIS bertahan dari serangan koalisi Kurdi-Arab Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang disokong oleh Amerika Serikat (AS).
Dilaporkan hanya tinggal 300 orang anggota ISIS yang masih bertahan di Baghouz, meski SDF memperkirakan jumlahnya lebih dari itu.
Sebabnya, SDF menyatakan di Baghouz terdapat goa maupun terowongan yang dipakai ISIS untuk melancarkan serangan balik.
Baca: Tentara SAS Inggris Temukan 50 Kepala Budak Seks ISIS di Tong Sampah
Baca: Irak Tangkap Komandan ISIS Berjuluk Pangeran Medan Perang di Mosul
Baca: ISIS Makin Terjepit di Suriah, Ini Luas Wilayah yang Kini Masih Dikuasai
Baca: Usai Sebut Tak Menyesal Masuk ISIS, Shamima Begum Kini Minta Belas Kasihan Pemerintah Inggris
Baghouz Dihujani Artileri
Sementara, pasukan pimpinan Kurdi yang didukung Amerika Serikat tinggal selangkah lagi untuk merebut wilayah kantong terakhir yang dikuasai ISIS di sebuah desa terpencil di Suriah.
Laporan AFP menyebutkan, pesawat-pesawat tempur menghujani tembakan artileri dan serangan udara pada Minggu (3/3/2019) di desa Baghouz, lokasi terkepungnya ISIS.
Baghouz merupakan sebuah desa yang terletak di tikungan Sungai Eufrat yang dikelilingi oleh pohon palem di provinsi Deir Ezzor.
Pantauan wartawan AFP yang berada di garis depan memperlihatkan, tembakan memenuhi udara, begitu pula dengan asap hitam tebal yang mengepul di atas desa.
Berada di atas atap agak jauh, seorang komandan SDF bernama Rustam Hasakeh mendengarkan secara rinci posisi ISIS dengan walki-talkie miliknya.
Dia memasukkan koordinat GPS pada tabletnya dan memerintahkan serangan.
Beberapa saat kemudian, jet tempur pasukan koalisi muncul di langit dan ledakan terdengar dari kejauhan.
"Sejak awal pertempuran, kami telah mengambil 13 atau 14 posisi dari mereka," ucapnya.
Benteng kelompok ekstremis yang tersisa itu diperkirakan seluas setengah kilometer persegi pada pekan lalu.
Namun, wilayah itu semakin menyusut dalam beberapa jam terakhir pertempuran.
Sebagai informasi, ISIS pernah menguasai area seluas Inggris dan mengendalikan jutaan orang, termasuk dua juta penduduk di kota Mosul, Irak.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) kini telah mempertahankan daerah penyangga sekitar seluas 1 Km yang memisahkan pasukan mereka dengan para anggota ISIS.
ISIS kalah jumlah dan diyakini tidak mungkin bertahan lama melawan SDF yang terus menyerang sisa benteng ISIS di Lembah Eufrat sejak enam bulan lalu.
Pengepungan Baghouz akan menandai berakhirnya kendali wilayah ISIS, yang diprediksi terjadi beberapa hari lagi.
"Ada terowongan. Kami tidak yakin berapa banyak anggota ISIS yang masih di dalam," kata Hasakeh.
"Mereka benar-benar terkepung. Mereka telah menanam banyak alat peledak di rumah-rumah dan jalan," imbuhnya.
Baca: AHY Sapa Warga Teunom Malam Ini
Baca: 7 Fakta Temuan Jasad Siswa SUPM Ladong Aceh Besar, Ada Bekas Penganiayaan dan Kening Tersulut Rokok
Baca: Hasil dan Klasemen Liga Inggris - Everton Tahan Laju Liverpool, Man City tak Tergeser dari Puncak
Darurat kemanusiaan
Meski ISIS terpojok, tapi operasi militer juga memicu keadaan darurat kemanusiaan terbesar.
Hasakeh mengatakan, anggota ISIS melancarkan serangan bunuh diri memakai kendaraan seperti mobil, sepeda motor, dan sepeda.
Sementara, di Baghouz, kelompok itu memakai warga sipil sebagai perisai manusia.
Menurut organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah, sekitar 10 persen dari mereka telah meninggalkan benteng ISIS pada tahun ini.
Namun, mereka diduga merupakan anggota ISIS yang mencoba masuk kembali ke kehidupan masyarakat biasa.
Pemerintahan Kurdi di wilayah itu kewalahan dengan menangani pengungsi ISIS, sehingga terpaksa harus menyaring jumlah populasi yang besar dalam waktu singkat.(Kompas.com)