Breaking News

Sebelum Tewas Diduga Dianiaya Senior, Ini Pesan Terakhir Siswa SUPM Ladong Aceh Besar pada Sang Ibu

Korban ditemukan dalam kondisi ditutupi dedaunan saat berada di lokasi penemuan, sekitar 300 meter dari belakang sekolah.

Editor: Faisal Zamzami
Kolase Tribun Medan
Sofyan ayah kandung Rayhan Al Sahri, korban pembunuhan yang diduga dilakukan oleh kakak senior di SUPM. 

Yang paling disesalkan Reni dan keluarga, mengapa pihak sekolah tidak langsung mengabari bahwa anaknya telah hilang selama 2 hari.

"Pas Rayhan hilang sekolah tidak ada kabari ke orangtua. Jawaban sekolah ada yang bilang tunggu 3 hari ada yang bilang 2 hari," ujarnya.

Belum diketahui pasti apa penyebab, permasalahan yang terjadi hingga para senior yang diduga sebagai pelaku tega menghabisi nyawa Aan.

Pihak kepolisian masih terus menyelidiki kasus ini, dengan memintai keterangan dari beberapa saksi yakni rekan-rekan di sekolah korban, untuk mencari tahu siapa pelaku utama dibalik tewasnya korban. 

Periksa 18 Saksi

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banda Aceh sudah memeriksa sedikitnya 18 orang saksi terkait penemuan jenazah Raihan Alsyahri (16), siswa Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Jumat (1/3/2019) siang.

Ke-18 saksi tersebut berasal dari unsur siswa SUPM Ladong, penjaga sekolah (satpam), guru, dan pengelola kantin yang berada di sekitar sekolah.

Hal itu diungkapkan Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH saat ditanya awak media, Senin (4/3/2019).

Ke-18 saksi tersebut, kata Trisno, masih merupakan orang-orang di sekitar lokasi penemuan jenazah siswa.

“Dari perkembangan saat ini, tentunya kami tidak hanya memeriksa 18 saksi, tetapi juga melakukan autopsi pada Sabtu lalu. Kami masih menunggu hasil autopsinya,” kata dia.

Kapolresta juga mengungkapkan bahwa pemeriksaan terhadap para saksi dilakukan sejak Rabu hingga Jumat lalu.

“Kami akan teliti lebih lanjut dan fokus menangani penemuan mayat itu,” kata Kombes Pol Trisno.

Saat ditanya apakah lokasi penemuan jenazah terpantau Closed Circuit Television (CCTV), Trisno mengaku tak ada kamera pengintai di lokasi kompleks sekolah tersebut.

“Tidak ada, kami baru menerima keterangan dari 18 saksi serta bukti-bukti di sekitar lokasi. Kasus ini masih kami dalami,” pungkasnya.

Namun satu dari 18 saksi yang diperiksa Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banda Aceh mengaku sudah menganiaya korban sebelum ditemukan menjadi mayat.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved