Presiden Irak: Anggota Asing ISIS Akan Dijatuhi Hukuman Mati
Presiden Irak Barham Salih melontarkan retorika tegas kepada anggota ISIS yang berasal dari luar/asing, berupa ancaman hukuman mati.
SERAMBINEWS.COM – Presiden Irak Barham Salih melontarkan retorika tegas kepada anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang berasal dari luar/asing.
Dilansir harian Abu Dhabi The National via Al Jazeera Jumat (8/3/2019), Salih menyatakan anggota asing ISIS bisa dijatuhi hukuman mati.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) saat ini telah menyerahkan 280 terduga anggota ISIS baik dari Irak maupun asing kepada Pemerintah Baghdad pada Februari lalu.
SDF dilaporkan bakal menyerahkan lebih banyak tawanan setelah berdasarkan kesepakatan, mereka akan memberikan total 500 tahanan.
Salih mengatakan pihaknya bakal mengadili anggota ISIS itu sesuai dengan hukum yang berlaku di Irak.
"Mereka bisa mendapat hukuman mati kalau terbukti membunuh warga Irak," tegasnya.
Mantan Perdana Menteri Irak Kurdistan tersebut mengungkapkannya ketika menghadiri Sulaimani Forum di Sulaymaniyah, kawasan utara Irak.
Dia menuturkan ada beberapa kasus di mana anggota asing ISIS terbukti membunuh warga Irak. "Dalam fakta ini, hukum Irak yang bakal mengambil alih," katanya.
Sementara Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi menjelaskan Baghdad bisa memulangkan anggota asing ISIS itu ke negara asal, atau menuntut jika terbukti melakukan kejahatan di Irak.
Baca: Ribuan Orang Dievakuasi dari Benteng Terakhir ISIS, Termasuk Sejumlah Warga Indonesia
Baca: Anggota ISIS Dijejer di Jalan dan Dieksekusi oleh Ekstremis Rivalnya
Baca: Tentara SAS Inggris Temukan 50 Kepala Budak Seks ISIS di Tong Sampah
Saat ini, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) tengah berusaha merebut benteng terakhir ISIS, lima tahun sejak mereka mendeklarasikan "kekhalifahan" yang membentang dari timur Suriah hingga utara Irak.
Pada Rabu (6/3/2019), komandan senior SDF menyatakan ratusan anggota ISIS menyerah dari basis pertahanan terakhir mereka di Desa Baghouz, Provinsi Deir Ezzor.
Pasukan SDF juga menangkap 400 anggota ISIS saat berusaha keluar dari wilayah kantong yang terkepung di Baghouz, Suriah.
Diwartakan kantor berita AFP, perwira senior Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengatakan tentaranya mencegat ratusan orang yang berupaya melarikan dari desa terakhir yang dikuasai ISIS.
"Sebanyak 400 anggota ISIS berusaha melarikan diri dari Baghouz," kata pejabat SDF yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Pelarian mereka diatur bertujuan untuk mengarahkan mereka ke daerah terpencil lainnya.
Anggota ISIS yang terdiri dari warga Suriah dan negara lainnya, berjalan kaki ke luar dari benteng terakhir mereka.
Baghouz merupakan titik terakhir kekhalifahan ISIS berupa desa pertanian kecil, terletak di tikungan Sungai Eufrat di dekat perbatasan Irak.
Baca: Cara Baru Penjahat Membobol ATM, Uang Keluar dari ATM Tapi Rekening Tak Berkurang
Baca: AHY: Harga Damai Aceh sangat Mahal
Baca: Pengusaha Durian Batalkan Sayembara Cari Jodoh Putrinya Berhadiah Rp 4 Miliar, Pelamar Capai 10.000
Sejauh ini, puluhan ribu orang termasuk anggota ISIS dan keluarga mereka telah meninggalkan Baghouz dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara di antaranya, 3.500 orang yang ke luar dari Baghouz pada Selasa (5/3/2019) diduga 500 orang di antaranya merupakan anggota ISIS yang menyerahkan diri.
ISIS dikepung dari semua sisi, seperti di seberang perbatasan yang dikuasai pasukan Irak dan sekutu.
Sementara di sisi lain sungai, pasukan pemerintah Suriah dan sekutunya siap menanti mereka.
Menurut organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah, setidaknya ada 6.000 orang dari 58.000 orang yang meninggalkan benteng terakhir ISIS sejak Desember lalu dan kini telah ditahan.
Hilangnya kekuasaan ISIS di Baghouz akan menandai berakhirnya kendali teritorial kelompok ekstremis itu.
Meski demikian, ISIS dikhawatirkan tetap menjadi ancaman kuat dan dapat melakukan serangan dari persembunyian di daerah gurun di Suriah dan Irak.(Kompas.com)