Mahathir Minta Johor Tekan Singapura Soal Perjanjian Impor Air, Harga saat Ini tidak Masuk Akal
Masalah ini menjadi topik panas saat Mahathir pada Juni 2018 mengatakan harga air mentah yang dijual ke Singapura tidak masuk akal.
Sedangkan biaya untuk melakukan pengolahan air dari Johor jauh lebih murah yakni sebesar 3 sen per 1000 galon.
“Johor sudah berbatasan langsung dengan Singapura. Dari sisi geografis sangat menguntungkan,” ujar Fithra.
Baca: Kerap Diabaikan, Ternyata Stiker Kode yang Ada Pada Buah Berisi Informasi yang Sangat Penting
Singapura memang negara yang sangat mengandalkan air olahan untuk kebutuhan masyarakatnya.
Singapura saat ini mengonsumsi 430 juta galon air per hari atau setara 782 kolam renang berukuran olimpiade.
Untuk memenuhi kebutuhan air, badan pengairan Singapura dikelola oleh Public Utilities Board (PUB) yang merupakan agensi air nasional di bawah Kementerian Lingkungan dan Sumber Daya Air.
Badan ini mengelola secara terpadu pasokan air untuk Singapura, penampungan air, dan air bekas pemakaian.
Menurut keterangan situs resmi PUB, untuk menjamin sebuah pasokan air secara berkesinambungan, Singapura mengandalkan Empat Keran Nasional (Four National Taps), yakni resapan air lokal, impor dari Malaysia, air daur ulang, dan desalinasi atau pemurnian air dari kadar garam.
Fithra, yang juga pakar perdagangan internasional ini, menilai Perjanjian Air1962 antar kedua negara masih bisa ditinjau ulang.
Baca: Warga Lamteumen Barat Banda Aceh Bersihkan Tempat Persembunyian Babi Liar
Namun harus ada harga yang dibayar jika salah satu pihak dirugikan.
“Kalau ada salah satu yang dirugikan seharusnya mereka berhak juga men-charge atas pelanggaran kesepakatan,” ujar Fithra.
Dampak Tren Global
Pengamat Hubungan Internasional Ayusia Sabhita menyampaikan Malaysia dan negara-negara lain di Asia sedang berjuang menghadapi tren global yang tidak bisa diprediksi, seperti perang dagang China-AS, konflik geopolitik di Timur Tengah, dan harga minyak yang tidak stabil.
Situasi ini, kata Ayusia, membuat Mahathir cukup pragmatis dalam kebijakan ekonomi politiknya.
“Mahathir berupaya mengurangi ‘misuse’ dalam pengelolaan ekonomi, meminimalkan hutang, dan sekaligus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang melambat,” kata Ayusia kepada Anadolu Agency pada Kamis.
Pada sisi lain, kata dia, kompleksnya hubungan Malaysia-Singapura juga turut menghambat kerja sama dua negara.