Terorisme di Selandia Baru
Brenton Tarrant Beri Kode Tangan di Persidangan, Tidak Menyesal Telah Bunuh 49 Orang di Masjid
Sehari setelah penembakan massal mengerikan yang menakuti dunia dan mengejutkan hati nurani Selandia Baru.
Total ada enam penjaga keamanan dan polisi yang mengenakan rompi pelindung hitam.
Sidang itu dilaporkan selesai hanya dalam beberapa menit, dan Tarrant dikembalikan ke tahanan.
Pengacara yang bertugas mendampingi Tarrant tidak mengajukan satupun bantahan.
Tarrant telah didakwa dengan satu tuduhan pembunuhan, tetapi polisi mengatakan akan lebih banyak lagi tuduhan yang akan diajukan padanya.
Sidang selanjutnya akan digelar kembali di Pengadilan Tinggi, pada Jumat (5/4/2019) mendatang.
Komisaris polisi daerah setempat, Mike Bush, menjelaskan singkat proses penangkapan Tarrant setelah penembakan terjadi.
Dia mengatakan bahwa setelah menerima panggilan darurat pukul 01.42 siang waktu setempat, polisi membutuhkan waktu 36 menit untuk melacak dan menahan Tarrant.
Menurut Bush itu merupakan respons yang sangat cepat yang dilakukan oleh anggotanya.

Brenton Tarrant, pelaku teroris yang secara brutal menembaki jamaah masjid Christchurch (HZ Herald/DailyMail.co.uk)
Bush mengatakan sebanyak 3 pria (termasuk Tarrant dan Burrough) dan 1 wanita ditangkap karena serangan masjid itu.
Namun, 1 orang pria dilepas oleh polisi karena membawa senjata untuk melindungi anak-anaknya.
"Satu orang dilepaskan lebih cepat, dia hanya warga yang ingin menjemput anak-anaknya. Dia terpaksa mengambil senjata (untuk melindungi diri)," kata Bush.

Brenton Tarrant, pria biadab yang melakukan aksi penembakan brutal para jamaah Salat Jumat di Selandia Baru. (Heavy.com)
Baca: Benarkah Game Kekerasan Jadi Pemicu Penembakan Brutal di Selandia Baru? Begini Menurut Hasil Riset
Kronologi
Laporan pertama serangan datang dari masjid Al Noor di Christchurch tengah selama sholat Jumat, pukul 01:40 waktu setempat (00:40 GMT).