Dahsyatnya Ledakan Meteor di Langit Rusia, Semburan Udaranya Setara 5 Bom Nuklir Nagasaki

Beberapa bulan lalu, tepatnya 19 Desember 2018, sebuah meteor meledak di atas langit Laut Bering, Rusia.

Editor: Faisal Zamzami
Foto: Express.co.uk/Getty Images
asteroid 

"Radar mikrobarometer tidak bisa menghasilkan perkiraan energi total sebuah peristiwa di langit, karena akurasinya buruk. Namun secara kasar dapat diperkirakan energi totalnya mendekati 200 kiloton TNT sehingga secara teknis sama dengan hasil pantauan satelit mata-mata AS," tutur Marufin.

"Analisis saya pribadi mengindikasikan obyek penyebab Peristiwa Bering 2018 adalah asteroid," tegas Marufin.

Lebih lanjut, dia menjelaskan tentang ukuran asteorid tersebut.

"Jika dianggap berbentuk bulat, asteroidnya berdiameter ~9 meter dengan massa 1.400 ton dan komposisi kemungkinan identik dengan meteorit akondrit (massa jenis 4 g/cm3)," kata Marufin.

"Jika mengacu NASA bahwa obyek memasuki atmosfer Bumi dengan membentuk sudut 70 derajat terhadap bidang horisontal, maka perhitungan saya (dengan menggunakan algoritma Collins dkk) menunjukkan asteroid seukuran ini secara statistik akan jatuh ke Bumi setiap 28 tahun sekali," tegasnya.

Baca: Baku Tembak dengan KKSB di Nduga, Satu Anggota Brimob Gugur

Baca: Hasil Survei Litbang Kompas, Jarak Elektabilitas Prabowo-Sandi dan Jokowi-Maruf Makin Tipis

Marufin juga menganalisis, saat memasuki atmosfer Bumi, asteroid itu menyebabkan kolom udara yang dilintasinya mengalami tekanan ram yang kian membesar.

"Selain membuatnya menjadi meteor super terang (superfireball), tekanan sangat besar pada akhirnya akan memecah superfireball mulai ketinggian 54 km," ujar Marufin.

"Pemecahbelahan terus berlangsung seiring kian jauh superfireball memasuki atmosfer. Hingga pada ketinggian 26 km dpl terjadi pemecahbelahan yang sangat intensif, membuat pecahan-pecahan superfireball laksana direm di udara," jelasnya.

Hal inilah yang membuat terjadinya fenomena ledakan-di-udara (airburst) yang melepaskan energi 96 kiloton TNT.

"Pada kondisi paling terang, superfireball ini memiliki kecerlangan setara 70 persen terangnya Matahari. Jadi demikian benderang," tegas Marufin.

Namun pertanyaannya sekarang, seberapa besar energi airburst 96 kiloton TNT ini?

"Ledakan bom nuklir Nagasaki berkekuatan 20 kiloton TNT. Sehingga airburst Peristiwa Bering 2018 hampir lima kali lipat lebih dahsyat ketimbang bom nuklir Nagasaki," tegas Marufin.

Tak Ada Dampak

"Meski energinya terkesan sangat besar, namun dengan lokasi pelepasan energi yang jauh di ketinggian (yakni 26 km dpl) membuat dampaknya ke permukaan Bumi boleh dikata tidak ada," tambahnya.

Sebagai informasi, pada ground zero atau titik yang tepat berada di bawah lokasi airburst, besar overpressure akibat pelepasan gelombang kejut diperhitungkan hanya sebesar 112 Pa.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved