Wacana PUBG Haram, Pencinta Game Sebut Konyol, Ini Kata MUI
Sejumlah unsur masyarakat menilai permainan tersebut ditengarai memicu radikalisme karena mempraktikkan peperangan dan pembunuhan.
SERAMBINEWS.COM - Wacana terkait game Player Unknown's Battlegrounds atau PUBG yang dianggap haram masih dikaji Majelis Ulama Indonesia atau MUI
Hasil kajian tersebut nantinya akan menjadi pertimbangan untul fatwa soal game PUBG.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Zaitun Rasmin mengatakan, mereka masih menunggu masukan dari masyarakat tentang game PUBG.
Game PUBG adalah salah satu permainan virtual yang dimainkan di telepon pintar bertema peperangan. Game ini dimainkan antarpengguna secara dalam jaringan (daring).
Sejumlah unsur masyarakat menilai permainan tersebut ditengarai memicu radikalisme karena mempraktikkan peperangan dan pembunuhan.
Permainan genre battle royale itu menuai kontroversi setelah disebut mirip dengan aksi pelaku penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru.
Baca: BREAKING NEWS – Kebakaran di Aceh Tenggara, Warga Nyiram Pakai Ember, Armada Pemadam Disuruh Pulang
Baca: Tanyakan Wewenang Romahurmuziy soal Jual-Beli Jabatan, Mahfud: Kenapa Ketua Partai Begitu Penting?
"Soal kapan kepastian soal fatwa terkait PUBG, kami tidak dapat memastikan karena bergantung kepada data yang masuk ke Komisi Pengkajian dan Penelitian bersama Komisi Fatwa MUI,"kata Zaitun seperti dikutip dari Kompas.com.
Zaitun mengatakan MUI tidak hanya mengeluarkan fatwa soal makanan dan minuman, Beberapa hal yang dapat membentuk perilaku yang buruk dapat dikenai fatwa.
"Dalam Islam sesuatu bisa haram karena zatnya atau sebab yang diakibatkan, apakah hal tersebut yang menjadi dominan mempengaruhi maka dia akan dilarang," katanya.
"Al Quran mengatakan jangan mendekati zina, kenapa? Karena akan menjerumuskan pada zina. Game-game ini kalau menjerumuskan menjadikan seseorang pada pembunuhan maka dilarang. Tentu akan dikaji dulu sejauh mana hal itu," kata dia
Seorang pemain PUBG, Tatang Doni Kuma (26) dengan tegas menolak wacana tersebut.
Pria yang telah bermain PUBG selama 2 tahun belakangan ini mengaku bahwa MUI terburu-buru mengeluarkan wacana tersebut tanpa adanya kajian mendalam.
Baca: Pengamat Ini Sebut OK OCE di Jakarta Program Gagal, Mengapa?
"Enggak (setuju). Karena menurut saya ini harus ada datanya dulu apakah permainan seperti ini menjadikan masyarakat kita itu brutal. Harus ada kajian dulu sih," kata Tatang saat ditemui kawasan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (22/3/2019).
Tatang menganggap wacana tersebut konyol. Sebab, menurutnya esensi dari adanya permainan dalam bentuk apapun adalah untuk sarana hiburan.
Tatang juga mengatakan bahwa terlalu naif jika hanya PUBG saja yang nantinya dinilai haram karena kontennya yang berisi permainan baku tembak.
Padahal, masih banyak permainan daring yang juga memiliki konten serupa.
"Ini kan kanal untuk menghibur. Sebenernya kan permainan-permainan ini memang kalau diterapkan di dunia nyata berbahaya, seperti balapan, fighting itu kan," kata Tatang.
"Konyol. Dalam arti pemerintah atau MUI itu tidak percaya dengan masyarakatnya yang sudah teredukasi. Harusnya kalo negara maju kita," imbuh dia.
Pemain PUBG lainnya, Fandi Gunawan (25) mengatakan hal serupa.
Menurutnya, PUBG ataupun gim daring lainnya diunduh masyarakat sebagai sarana untuk menghibur diri sendiri dari kepenatan sehari-hari.
"Itu kan menjadi media hiburan kita ketika kita penat dengan kehidupan sehari-hari ya," kata Fandi yang telah setahun belakangan menjadi pemain PUBG.
Fandi menyarankan bahwa PUBG jangan sampai dilarang apalagi sampai dihentikan operasionalnya di Indonesia.
Menurut Fandi, lebih baik pemerintah mengelompokkan permainan yang tepat bagi kelompok umur tertentu.
"Mendingan sih game itu dibikin dikelompokkan menurut umur saja. Jadi PUBG ya anak kecil nggak boleh main atau gimana. Itu kan belum diatur ya," katanya.
16 Mahasiswa Ditangkap Polisi saat Asyik Main PUBG
Game Player Unknown's Battlegrounds (PUBG) Mobile kian membuat ketagihan pecinta gaming
Baru-baru ini, game PUBG menjadi heboh di India. Pasalnya, kepolisian Kota Rajkot, negara bagian Gujarat, 10 mahasiswa ditangkap saat asyik bermain PUBG.
Penangkapan itu terjadi pada hari Rabu (13/3/2019), selang satu minggu setelah aturan larangan bermain PUBG diterapkan di negara bagian Gujarat.
Pihak kepolisian juga dilaporkan menangkap 6 mahasiswa yang berumur 18 hingga 22 tahun, pada Kamis (14/3/2019) pagi waktu setempat.
PUBG (Esportsnesia)
Jumlah total mahasiswa yang dibekuk karena main PUBG Mobile di negara bagian ini pun mencapai 16 orang.
Pihak kepolisian kota Rajkot mengatakan, para mahasiswa tersebut tertangkap basah saat sedang asyik bermain PUBG Mobile dengan rekan-rekannya.
"Permainan ini amat adiktif dan para mahasiswa itu terlalu asyik bermain sehingga mereka tak menyadari polisi datang mendekat," kata pihak kepolisian seperti dirangkum KompasTekno dari Android Authority, Sabtu (16/3/2019).
Seluruh mahasiswa tersebut tidak dipenjara, tapi dilepaskan dengan uang jaminan.
Meski begitu, ponsel yang mereka gunakan untuk bermain PUBG Mobile telah disita polisi untuk kepentingan proses investigasi lanjutan.
Dianggap berdampak buruk

Ratusan peserta berlomba dalam penyisihan kompitisi PUBG Mobile Ritelaku yang berlangsung di lantai 4 MTC Karebosi, Makassar, Sabtu (2/3). Sebanyak 58 Tim yg terbagi dalam 3 Grup berlomba memperebutkan uang tunai, trophy dan sertifikat. Kompetisi game PUBG Mobile ini selain untuk meraih hadiah, juga sebagai ajang sosialisasi dan menjalin pertemanan antar sesama gamers sekaligus bisa saling tukar pengalaman tentang tehnik dan taktik dalam permainan game. (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)
Pemerintah Gujarat memang telah menjadikan PUBG Mobile sebagai permainan terlarang lantaran dianggap berdampak buruk terhadap perilaku, perbuatan, dan perkataan bagi mereka yang memainkannya.
Sejauh ini, Gujarat adalah satu-satunya negara bagian di India yang melarang game ber-genre Battle Royale tersebut.
Artinya, negara bagian lain di India tidak melarang game PUBG Mobile secara hukum.
Para orangtua dan pendidik juga menilai permainan itu memicu kekerasan dan membuat para pelajar tak mempedulikan pelajaran sekolah mereka.
Seorang menteri di negara bagian Goa bahkan menggambarkan PUBG sebagai "setan di setiap rumah" karena pengaruhnya yang sangat adiktif untuk mereka yang memainkannya.
Bulan lalu, seorang ibu mengeluh kepada PM Narendra Modi terkait putranya yang kecanduan permainan online itu.
Beberapa waktu lalu juga, di India, seorang bocah dilaporkan bunuh diri gara-gara tidak dibelikan smartphone untuk bermain PUBG oleh orang tuanya.
Terkejut dilarang
Menanggapi penangkapan belasan mahasiswa yang main PUBG Mobile, PUBG Corporation selaku pengembang game tersebut mengatakan bahwa sebuah game semestinya dinikmati sebagai hiburan dan bertanggung jawab (tidak kecanduan).
"Karena itu kami terkejut mengetahui bahwa otoritas lokal di beberapa kota telah memutuskan untuk memberlakukan larangan bermain game kami," ujar PUBG Corporation.
Ditambahkan bahwa PUBG Corporation tengah berupaya untuk memperkenalkan bagaimana cara memainkan game PUBG secara "sehat" di India seperti membatasi jam main untuk gamer di bawah umur.
Bluehole selaku perusahaan induk PUBG Corporation turut menyatakan bakal menjadi "anggota yang bertanggung jawab" dalam ekosistem gaming.
"Kami terus bekerja sama dengan para orang tua, pendidik, serta lembaga pemerintah dan mendengarkan masukan-masukan mereka," tulis Bluehole dalam sebuah pernyataan yang dirilis bulan lalu.
PUBG Siap Kerjasama Pemerintah
PlayerUnknowns Battlegrounds (PUBG) Mobile tengah merumuskan playgame yang bertanggung jawab dan aman bagi setiap pemainnya.
Termasuk bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk memberikan fitur dan perangkat tambahan pada PUBG Mobile sehingga tercipta ekosistem game ramah dan sehat.
Pernyataan itu muncul setelah PUBG Mobile menghadapi kritik di India, terutama dari orangtua, pejabat perguruan tinggi dan bahkan beberapa pejabat pemerintah karena khawatir anak-anak di India kecanduan permainan itu.
Dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip dari the indian express, PUBG menyatakan, pihaknya menghargai dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan dan akan terus berusaha memberikan pengalaman terbaik untuk penggemarnya.
PUBG mobile (Daily Express)
“Kami juga percaya bahwa sangat penting bagi kami untuk menjadi anggota yang bertanggung jawab dari ekosistem permainan. Untuk tujuan ini, kami terus-menerus bekerja dan akan terus bekerja dengan pemangku kepentingan yang berbeda, termasuk orangtua, pendidik, dan lembaga pemerintah, dan mendengarkan umpan balik mereka tentang apa yang dapat kami lakukan untuk meningkatkan pengalaman PUBG Mobile secara keseluruhan."
Sebelumnya, PUBG Mobile dipandang memiliki sisi negatif di India karena memberikan efek ketagihan, kebencian, balas dendam, dan kekerasan.
Menteri Teknologi Informasi Goa, salah satu wilayah di India, bernama Rohan Khaunte berniat melakukan pembatasan untuk game tersebut.
Menurut Khaunte, diperlukan aturan agar PUBG Mobile di wilayah Goa dapat dibatasi.
Tidak tanggung-tanggung, dia juga meminta agar adanya pemblokiran yang dilakukan oleh Chief Minister di Goa.
Game itu juga mendapat sorotan tajam di India setelah seorang remaja asal Mumbai ditemukan bunuh diri.
Dia nekat bunuh diri karena keluarganya tidak mampu membeli smartphone mahal yang dapat dipakai untuk bermain PUBG Mobile.(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Wacana PUBG Haram, Pencinta Game Sebut Konyol, MUI: Kalau Jadikan Seorang Pembunuh, Tentu Dilarang