Erosi Krueng Meureudu Bahayakan Permukiman Gampong Mesjid Tuha, Kuburan dan Rumah Nyaris Ambruk

Salah satu rumah warga persis di Dusun Ue Paneuk kini hanya berjarak 3 meter dari bibir tebing sungai.

Penulis: Idris Ismail | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/IDRIS ISMAIL
Erosi Krueng Meureudu, Pidie Jaya (Pijay) selama lima tahun terakhir semakin membahayakan warga. 

Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya

SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Erosi Krueng Meureudu, Pidie Jaya (Pijay) selama lima tahun terakhir semakin membahayakan keselamatam aset milik pemukiman warga Gampong Mesjid Tuha, Kecamatan Meureudu.

Warga berharap agar pembangunan batu gajah penahan tebing sungai cepat tertangani.

Sekretaris Desa Gampong Mesjid Tuha, Meureudu, Pijay, Fauzi M Daud SAg kepada Serambinews.com, Minggu (24/3/2019) mengatakan, erosi Krueng Meureudu sejak lima tahun terakhir sangat membayakan tanah dan pemukiman warga.

"Sekitar 800 meter pada sisi bibir sungai telah ambruk akibat pengikisan erosi sepanjang tahun," sebutnya.

Baca: Saat Tahu Ada Perempuan Lain Ingin Jadi Istri Kedua Sandiaga Uno, Begini Reaksi Nur Asia

Baca: Pentolan OPM Nyatakan Pemerintah Indonesia Kolonial, Sebut Papua Akan Merdeka Seperti Timor Leste

Baca: Seratusan Pecinta Burung Love Bird Ikut Kontes di Bireuen, Peserta Ada dari Sumut dan Padang

Jika tidak segera disahuti dengan pemasangan batu gajah pada tebing sungai maka tidak tertutup kemungkinan dalam tempo satu tahun atau tiga tahun kemudian akan membuat amblas kebun dan pemukiman masyarakat.

Apalagi saat musim hujan deras mendera maka gerusan air sungai yang deras menerjang tebing sungai

Sebenarnya persoalan ini sering kali disampaikan ke pemerintah sejak kepemimpinan bupati HM Gade Salam.

Salah satu rumah warga persis di Dusun Ue Paneuk kini hanya berjarak 3 meter dari bibir tebing sungai.

Demikian halnya juga kompleks kuburan keluarga milik Tgk Umar yang kini semakin dekat dengan tebing sungai 2 sampai 3 meter.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pijay, Rizal Fikar ST kepada Serambinews.com, Minggu (24/3/2019) mengatakan penanganan normalisasi Krueng Meureudu tersebut telah diusul ke pihak Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Balai Wilayah 1 Sungai Sumatera (PJSA-BBWSS) bersamaan dengan tiga Krueng Ulim, Krueng Kiran, dan Krueng Putu.

"Penanganan normalisasi sungai ini menguras dana besar hingga ratusan miliar maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mengusulkan penanganannya ke PJSA-BBSS,"jelasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved