Stok Pupuk NPK Ponskha Kembali Langka di Abdya, Petani Terpaksa Gunakan Pupuk Nonsubsudi

Kelangkaan pupuk bersubsidi NPK Ponskha terjadi seluruh kecamatan sejak Babahrot sampai Lembah Sabil.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF
Sejumlah pekerja sedang memuat ratusan ton pupuk bersubsidi, jenis NPK Phonska, ZA, SP-36 dan Organik di Gudang Penyangga Lini III PT Petro Kimia Gresik di Blangpidie di Gampong Keude Paya, Blangpidie, Rabu (27/2/2019). Pupuk dengan distributor PT Pertani (Persero) tersebut diangkut ke kios pengecer resmi enam kecamatan, Babahrot, Kuala Batee, Jeumpa, Susoh, Blangpidie dan Tangan-Tangan. 

Stok Pupuk NPK Ponskha Kembali Langka di Abdya, Petani Terpaksa Gunakan Pupuk Nonsubsudi

Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Peristiwa kelangkaan pupuk bersubsidi kembali terjadi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dalam kurun waktu sepekan terakhir.

Stok pupuk bersubsidi jenis NPK Ponskha dilaporkan tidak tersedia selama sepekan terakhir di seluruh kecamatan (9 kecamatan) setempat, mulai dari Babahrot sampai Lembah Sabil. 

Bahkan, di kios pengecer di Kecamatan Blangpidie, Susoh dan Jeumpa, termasuk Kecamatan Kuala Batee, selain tidak tersedia NPK Ponskha juga krisis pupuk bersubsidi jenis ZA.

Keterangan dikumpulkan Serambinews.com, Minggu (24/3/2019), kelangkaan pupuk bersubsidi NPK Ponskha terjadi seluruh kecamatan sejak Babahrot sampai Lembah Sabil.

Sedangkan pupuk bersubsidi jenis ZA dan SP-36 di kecamatan lainnya tersedia dalam jumlah terbatas. 

Peristiwa kehabisan stok pupuk NPK Ponskha, termasuk ZA sangat mengecewakan petani setempat.

Sebab, kedua jenis pupuk tersebut  sangat dibutuhkan sebagai pemupukan untuk pertumbuhan tanaman padi Musim Tanam (MT) Gadu 2019.

Baca: Praktisi IT: Game FPS Berjenis Perang Cocok Untuk Militer, Bukan Anak Muda

Suwardi, petani dari Gampong Asoe Nanggroe, Kecamatan Jeumpa  kepada Serambinews.com, Minggu (24/3/2019), mengaku sudah berulang kali mendatangi sejumlah kios pengecer resmi Kota Blangpidie dan Jeumpa untuk membeli pupuk bersubsidi, namun tidak berhasil mendapatkan pupuk jenis NPK Ponskha, termasuk ZA.

“Pemilik kios menjelaskan dua jenis pupuk tersebut baru tersedia awal April mendatang, karena jatah penebusan bulan Maret sudah habis,” katanya.

Petani lainnya, Tamid dari Gampong Kuta Bahagia, Blangpidie menjelaskan,  karena kebutuhan mendesak untuk pemupukan tanaman padi MT Gadu 2019 yang sudah berumur lebih satu bulan, banyak petani terpaksa menggunakan pupuk nonsubsidi, yaitu NPK Plus yang harganya lebih tinggi mencapai Rp 185.000 per sak isi 50 kilogram (kg).      

Menurut petani, pada awal Maret ini pupuk bersubsidi jenis NPK Ponskha, termasuk ZA tersedia di kios-kios pengecer resmi di Blangpidie, Susoh, Jeumpa dan Kuala Batee.

Baca: TKD Aceh Pastikan Jokowi Akan Hadir ke Lhokseumawe

Baca: Para Relawan yang Mandikan 47 Jenazah Korban Penembakan di Selandia Baru, 3 Hari Tidak Tidur

Tapi karena petani yang membeli sangat banyak stok pupuk bersubsidi tersebut segera habis.

Pupuk NPK Ponskha dan ZA sangat dibutuhkan saat ini agar pertubuhan tanaman padi tidak terganggu.

Petani khawatir pemupukan tidak cukup dan waktu tidak tepat akan mengganggu pertumbuhan tanaman padi, sehingga berdampak terhadap tingkat produksi gabah.

Beberapa kios pengecer resmi pupuk bersubsidi di Kota Blangpidie ketika dihubungi Serambinews mengaku stok pupuk NPK Ponskha dan ZA tidak tersedia lagi.

Stok yang disalurkan distributor PT Pertani (Persero) pada akhir Februari dan awal Maret ini sudah habis karena permintaan petani sangat tinggi.

“Para petani lebih senang menggunakan pupuk NPK Ponskha atau ZA sebagai pemupukan awal tanaman padi,” kata salah seorang pemilik kios di Blangpidie.      

Pemilik kios sekarang ini sedang mempersiapkan penebusan pupuk NPK Ponskha dan ZA jatah April kepada distributor PT Pertani.

Karenanya, kedua jenis pupuk tersebut baru akan tersedia awal April mendatang.

Diakui bahwa banyak petani saban hari keluar masuk kios mencari NPK Ponskha atau ZA, namun tidak bisa dilayani.

Akhirnya, sebagian petani beralih menggunakan pupuk nonsubsidi, NPK Plus.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved