Kisah Mohammad Aljaleel, Penyayang Kucing dari Aleppo Suriah
"Dunia tampaknya tak dapat menyelesaikan perang. Itulah mengapa banyak pengungsi di seluruh dunia, khususnya di Timur Tengah."
Alaa dan timnya kini menjadi semacam badan sosial yang membantu institusi pemerintah dan internasional.
Ia memiliki prinsip bahwa mengajar anak-anak untuk menjaga binatang yang terlantar juga mengajar pentingnya kasih sayang ke semua makhluk hidup dan cara ini akan membantu mereka mengatasi trauma perang.
"Anak-anak dan binatang adalah korban terbesar dalam perang Suriah," katanya. "Terkadang orang dewasa yang sering bertindak buruk."
Baca: BREAKING NEWS: Jokowi Tiba di Bandara Malikussaleh, Pagi Ini Isi Kampanye di Hotel Lido Graha
Alaa besar di Aleppo dan ia selalu memelihara kucing dan meminta teman-temannya juga memelihara binatang.
Ia mulai bekerja sejak usia 13 tahun sebagai tukang listrik, tukang cat dan memasang satelit.
Ia sempat ingin menjadi petugas pemadam kebakaran seperti ayahnya namun pekerjaan seperti ini di Suriah biasanya diberikan kepada mereka yang punya koneksi.
Selama pengepungan Aleppo, ia mengunjungi kediaman orang lanjut usia, baik yang Muslim dan Kristen dan membagikan makanan.
Kelompok ekstrem seperti yang berafiliasi dengan Al-Qaida, Jabhat al-Nusra, menyebutnya kafir namun ia tak menggubris.
"Nabi kami Muhammad baik kepada semua orang. Ia berbicara dengan orang Kristen, Yahudi. Saya percaya Nabi Musa, Nabi Isa dan Muhammad karena para nabi memiliki tujuan mulia. Saya seorang Muslim namun saya tak fanatik. Saya mengambil semua hal bagus dari agama dan saya belajar dari situ," kata Alaa.
Baca: Soal BBI tak Berfungsi, Kadistambunnakkan Subulussalam: Akibat Ketiadaan Dana
Salah seorang kucingnya yang dinamakan Maxi atau yang disebutnya kepala marketing, ia gunakan fotonya untuk menggalang dana melalui media sosial.
Tempat Alaa tinggal sekarang termasuk daerah yang tak bertuan, dan sejumlah geng berusaha menculiknya karena mengetahui dia menerima dana.
Selain kucing, di tempat penampungan ini juga ada anjing, monyet, kelinci dan seekor ayam serta kuda.
"Sangat sedikit kuda yang ada di Suriah sekarang dan saya khawatir akan sulit untuk berkembang biak," katanya.
Baca: Simpan Sabu di Hardisk Laptop, Pemuda Ini Dicokok Polisi
Semua binatang yang ditampung diberi nama. Seekor kucing hitam putih misalnya diberi nama al-Baghdadi, seorang pemimpin ISIS di Irak.
"Tapi tentu saja, kucing ini sejuta kali lebih baik dibandingkan si pembunuh al-Baghdadi. Nama ini kami beri karena saat kami selamatkan kucing ini bertepatan dengan sampainya geng-geng ISIS di Aleppo."