Kupi Beungoh

Menjelajahi dan Menyerap Aspirasi di Poros Tengah Aceh

Sebanyak 18 kepala SKPA ikut serta dalam rombongan. Target awal adalah melawat ke pemukiman Jamat, Gampong (Desa) Reje Payung.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Hand over
Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, bersama 18 kepala SKPA melawat ke pemukiman Jamat, Kecamatan Linge, Aceh Tengah, Minggu (31/3/2019). 

Menjelajahi dan Menyerap Aspirasi di Poros Tengah Aceh

Oleh: Usamah El-Madny*)

SABTU pagi (30/3/2019), Saya (Usamah El-Madny, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh - red) berencana berangkat ke Takengon-Aceh Tengah, Gayo Lues dan Kota Lhokseumawe.

Adapun kunjungan tersebut dalam rangka kunjungan kerja Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

Keberangkatan yang direncanakan pada pagi, sempat tertunda karena Plt Gubernur harus beraudiensi dengan Rabithah Taliban Aceh (RTA). Saya harus mendampingi beliau.

Baru pada pukul 16.00 WIB, kami bisa bergerak, meninggalkan Banda Aceh, menuju ke wilayah poros tengah Aceh.

Sebanyak 18 kepala SKPA ikut serta dalam rombongan. Target awal adalah melawat ke pemukiman Jamat, Gampong (Desa) Reje Payung.

Reje Payung ini merupakan desa terpencil di Kecamatan Linge, Aceh Tengah.

Selama perjalanan, rombongan yang dipimpin Plt Gubernur Nova Iriansyah terus menyusuri perbukitan Cot Panglima.

Gumpalan kabut yang membatasi jarak pandang membuat perjalanan kami harus ekstra hati-hati.

Sekira pukul 23.00 WIB, Plt Gubernur Aceh beserta rombongannya pun tiba di jantung ibukota Takengon.

Setelah menghadiri jamuan makan malam, kami semua beristirahat melepas penat.

Baca: 60 Pimpinan Dayah Ikut Rakor, Ini Pembahasannya‬

Baca: Fenomena Gencet Ternyata Karena Hal Sepele, Ini Penjelasan Medis dan Kisah Nyatanya

Wanginya Aroma Bunga Kopi

Minggu (31/3/2019), sinar mentari pagi menghadirkan kehangatan di kota dingin Takengon.

Embun pagi terlihat masih menetes dari dedaunan pohon.

Kicauan burung terdengar saling sahut menyahut di balik rerimbunan pohon.

Suasananya teduh dan nyaman.

Tepat pukul 7.00 WIB, Plt Gubernur beserta 18 kepala SKPA, termasuk saya, berkumpul di Pendopo Bupati Aceh Tengah.

Kami harus bergegas agar tidak terlambat tiba di tujuan, desa terpencil di  kemukiman Jamat, Kecamatan Linge, Aceh Tengah.

Selama perjalanan, kaca mobil tumpangi sengaja saya biarkan terbuka. Agar saya bisa merasakan kesejukan langsung hembusan angin yang bertiup dari celah-celah bukit serta wanginya aroma bunga kopi.

Sepanjang mata memandang, daerah yang memiliki kesamaan tradisi, kultur, dan bahasa ini, dipagari pegunungan dan lembah-lembah perbukitan asri.

Dari arah timur, Danau Lut Tawar terlihat membentang.

Subhanallah, telaga biru raksasa itu menyajikan pemandangan menakjubkan tatkala disinari cahaya mentari pagi.

Begitu halnya dengan hamparan perbukitan sepanjang lintasan Bener Meriah dan Gayo Lues.

Hamparan perbukitan dipenuhi pepohonan hijau kian menawarkan suasana keindahan yang serba menakjubkan.

Luar biasa indahnya, meski perjalanan agak sedikit melelahkan, namun terbayar dengan keindahan alam dan indahnya danau laut tawar yang menggoda mata.

Untuk menuju ke Kemukiman Jamat, rombongan  harus melalui medan jalan terjal yang lumayan mengguncang perut.

Baca: Teroris Pelaku Penembakan Masjid di Christchurch Keluhkan Perlakuan di Penjara

Baca: Lelucon April Mop Terburuk di Dunia, Salah Satunya Berujung Maut

Selama perjalanan, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah sempat mencatat 13 titik jalan yang longsor dan rusak parah.

Ia langsung meminta dinas terkait agar dapat menginventarisir persoalan yang dicatatnya tadi.

Kunjungan kerja Plt Gubernur kali ini terasa agak spesial. Sebab turut serta 18 SKPA agar dapat melihat langsung persoalan di lapangan.

Nova Iriansyah seaakan ingin memberitahukan bahwa ada sejumlah persoalan kesenjangan pembangunan di daerah-daerah terpencil dan terisolir di Aceh.

“Ini tidak boleh terjadi lagi, masyarakat memiliki hak yang sama dalam merasakan pembangunan, kepada SKPA yang saya ajak agar dapat menginventarisir masalah dan selanjutnya memfasilitasi sesuai tupoksi masing-masing dengan ketentuan yang berlaku,” tegas Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

Dalam arahannya, Plt Gubernur juga meminta kepada saya selaku Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, agar segera membangun fasilitas balai pengajian di wilayah tersebut.

“Tolong Pak Usamah agar segera dapat memfasilitasi pembangunan Balai Pengajian di Kemukiman Jamat,” demikian istruksi Plt Gubernur kepada saya.

Tanpa menunggu lama, saya langsung memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perencanaan pembangunan Balai Pengajian.

Dari kolaborasi beberapa SKPA, dari tanggal 28-31 Maret di Kemukiman Jamat telah dilaksanakan beberapa kegiatan, di antaranya kegiatan Bulan Bakti Sosial oleh Karang Taruna Aceh di bawah arahan Dinas Sosial Aceh, Pemeriksaan kesehatan Gratis Oleh Dinas Kesehatan Aceh, Perekaman e-KTP dan pembuatan Kartu Keluarga oleh Dinas Registrasi dan Kependudukan Aceh, Pembuatan makanan olahan dari ikan yang difasilitasi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, dan berbagai kegiatan lainnya yang bermanfaat untuk masyarakat di Kemukiman Jamat.

Baca: VIDEO - Sejumlah Blok Minyak dan Gas di Aceh Dalam Tahap Eksplorasi dan Eksploitasi

Jam menunjukkan pukul 15.30 WIB.

Setelah melektakkan batu pertama pada pembangunan rumah dhuafa di Kemukiman Jamat, Pak Plt Gubernur Aceh segera berpamitan.

Ia beserta rombongannya segera bertolak menuju ke Kabupaten Gayo Lues yang berjuluk Negeri 1000 Bukit.

Di sana agenda sangat padat, termasuk peletakan batu pertama pembangunan Mesjid Jamik Kuta Panjang.

Di perjalanan memasuki daerah Pantan Cuaca, hujan turun membasahi bumi.

Perbukitan terjal dan jalan yang rawan longsor mengharuskan perjalanannya dengan kecepatan pelan meliuk-liuk melewati perbukitan.

Meski demikian, perjalanan ini terasa agak sedikit romantis. Ketika azan mulai bergema dari pengeras suara masjid-masjid, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah beserta rombongannya pun tiba di pusat ibukota Blangkejeren.

Seperti biasa, kami pun dihadapkan pada berbagai aktivitas, menyalurkan bantuan, sambil menyerap aspirasi masyarakat yang akan kami bawa pulang ke ibukot provinsi, untuk dimasukkan dalam program prioritas pembangunan Aceh tahun 2020.

Sungguh perjalanan yang melelahkan, namun juga menggembirakan karena bisa bertemu langsung dengan orang-orang yang membutuhkan bantuan kita.

Kepala Dinas Pendidikan Badan Dayah (DPBD) Aceh Usamah SAg MM.
Kepala Dinas Pendidikan Badan Dayah (DPBD) Aceh Usamah SAg MM. (SERAMBINEWS.COM/RISKI BINTANG)

*) PENULIS Usamah El-Madny, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved