Sambut Peringatan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW, Amalan Mulia Ini Bisa Praktekkan di Malam Isra Miraj
Didampingi Malaikat Jibril, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa dalam Isra.
SERAMBINEWS.COM - Isra Miraj merupakan perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam waktu satu malam saja.
Didampingi Malaikat Jibril, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa dalam Isra.
Lalu dalam Miraj, Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi.
Di sinilah Nabi Muhammad SAW mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.
Baca: Malam Ini Pemkab Pijay Gelar Zikir Akbar dan Doa Bersama, Peringati Israk Mikraj
Baca: Nelayan Abdya Diduga Hilang Saat Melaut, Ini Kronologisnya
Baca: Sidang Kasus Irwandi Cs Berakhir 15 Menit Sebelum Pukul 00.00 WIB
Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah dia mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu.
Beberapa penggambaran tentang kejadian ini dapat dilihat di surah ke-17 di Al-Quran, yaitu Surah Al-Isra.
Isra Miraj dirayakan pada hari ke-27 pada bulan Rajab, bulan ke-7 dalam kalender Islam.
Menyambut Isra Miraj, kamu bisa mengambil hikmah dari kisah berikut ini.
Dikutip Tribunpalu.com dari laman Rumayshom, Nabi Muhammad SAW dipertemukan dengan Nabi Ibrahim AS pada malam Isra Miraj.
Dalam pertemuan tersebut, ada suatu amalan yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim AS pada Nabi Muhammad SAW.
Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَيْلَةَ أُسْرِىَ بِهِ مَرَّ عَلَى إِبْرَاهِيمَ فَقَالَ مَنْ مَعَكَ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَذَا مُحَمَّدٌ.فَقَالَ لَهُ إِبْرَاهِيمُ مُرْ أُمَّتَكَ فَلْيُكْثِرُوا مِنْ غِرَاسِ الْجَنَّةِ فَإِنَّ تُرْبَتَهَا طَيِّبَةٌ وَأَرْضَهَا وَاسِعَةٌ. قَالَ « وَمَا غِرَاسُ الْجَنَّةِ ». قَالَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam Isra’, pernah melewati Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Nabi Ibrahim ketika itu bertanya pada malaikat Jibril, “Siapa yang bersamamu wahai Jibril?” Ia menjawab, “Muhammad.” Ibrahim pun mengatakan pada Muhammad, “Perintahkanlah pada umatmu untuk membiasakan memperbanyak (bacaan dzikir) yang nantinya akan menjadi tanaman surga, tanahnya begitu subur, juga lahannya begitu luas.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa itu ghirosul jannah (tanaman surga)?” Ia menjawab, “Laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dalam menjauhi maksiat dan tidak ada upaya menjalankan ketaatan melainkan dengan pertolongan Allah, pen.).” (HR. Ahmad, 5: 418. Hadits ini secara sanad itu dha’if. Namun kata Syaikh Al-Albani isi atau matan hadits itu shahih karena punya berbagai macam penguat. Lihat Al-Isra’ wa Al-Mi’raj karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hlm. 107-108)
Baca: Seorang Pasien Jiwa di Simpang Tiga Pidie Dilepas dari Pasungan
Baca: Disebut Terima Rp80 Juta dari Transaksi Prostitusi, Padahal Hanya Rp35 Juta, Vanessa Angel Kecewa
Baca: Fenomena Gencet Ternyata Karena Hal Sepele, Ini Penjelasan Medis dan Kisah Nyatanya
Ada beberapa faedah yang bisa dipetik dari hadits di atas:
Peristiwa Isra’ Mi’raj benar adanya.
Ketika melakukan isra’, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertemu para nabi di antaranya Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.
Nabi Muhammad ketika melakukan Isra’ Mi’raj ditemani oleh malaikat Jibril.
Umat Nabi Muhammad diajarkan oleh Nabi Ibrahim suatu kalimat yang menjadi tanaman di surga, menjadikan tanahnya di surga subur dan luas, yaitu kalimat Laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dalam menjauhi maksiat dan tidak ada upaya menjalankan ketaatan melainkan dengan pertolongan Allah, pen.).
Makna kalimat laa hawla wa laa quwwata illa billah menunjukkan sifat pasrah dan tawakkal dalam hal menjauhi maksiat dan melakukan ketaatan, semuanya dimudahkan hanya dengan pertolongan Allah.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,