Di RSUDZA, Seribuan Pasien dan Keluarganya Tidak Memilih
sehari sebelum pencoblosan pihaknya sudah mengupayakan agar TPS dibuat di rumah sakit tersebut
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Muhammad Nasir | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Saat ini ada sekitar 700-an pasien yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
Selain juga ada keluarga pasien yang mendampingi pasien dirawat.
Hampir semuanya tidak menggunakan hak menggunakan hak pilihnya dalam pemilu kali ini.
Diperkirakan ada 2 ribu orang di RSUDZA yang tidak berpartisipasi.
Baca: Kocak! Waria Bernama Stefi Ikut Nyoblos Pemilu 2019, Ngamuk Saat Panitia Panggil Nama Aslinya
Alasanya, karena tidak ada TPS yang dibuka di rumah sakit, padahal pasien tidak bisa keluar dari ruang perawatan.
Pantauan Serambinews.com di RSUDZA, tidak tampak ada petugas yang mendatangi kamar pasien.
Sedangkan beberapa keluarga pasien memilih tidak meninggalkan rumah sakit, mereka tetap duduk-duduk di kamar pasien maupun di koridor dengan ruang rawat.
Sebagian besar diantaranya merupakan pasien dari luar Banda Aceh.
Direktur RSUDZA, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine FICSDr mengatakan, sehari sebelum pencoblosan pihaknya sudah mengupayakan agar TPS dibuat di rumah sakit tersebut.
Baca: 300 Orang Gangguan Jiwa Akan Mencoblos di Abdya
Namun, pihak penyelanggara hingga hari ini belum memberikan fasilitas pencoblosan.
Seharusnya, katanya, minimal penyelenggara membawa surat suara dan bilik untuk pasien di rumah sakit.
“Kita sudah upayakan menghubungi pihak Kecamatan terdekat, tapi tidak ada yang memfasilitasi (untuk pencoblosan),” ujarnya.
Sehingga, kata Azharuddin, sekitar 2.000 orang yang ada di rumah sakit (pasien dan keluarganya) kehilangan hak suaranya.
Yusuf, keluarga pasien asal Aceh Timur mengatakan, dirinya sudah lima hari berada di rumah sakit itu, karena ada anggota keluarga yang dirawat.
Baca: Di Lapas Banda Aceh, Jokowi 2 Suara, Prabowo 62 Suara, di Rutan Kajhu 218 Napi tak Bisa Memilih
Saat ini, selain dirinya, juga ada empat anggota keluarga lainnya di rumah sakit yang tidak menggunakan hak pilih. Mereka tercatat sebagai DPT di Arakundo, Aceh Timur.
“Mau gimana lagi, ada keluarga yang sakit, sedang milih di Aceh Timur, ya sudahlah,” ujarnya.
Selain itu, juga ada seorang tenaga medis yang masih berKTP Aceh Tengah, ia sudah mencoba mendatangi TPS di Lambhuk dengan membawa KTP.
Namun saat itu tidak diterima petugas karena belum waktunya bagi yang menggunakan KTP.(*)