Kupi Beungoh
Fenomena Haji Uma
Sosok calon incumbent (petahana) yang biasa disapa Haji Uma ini memang benar-benar fenomenal.
Tgk Kasem bukan tanpa alasan. Haji Uma adalah figur yang datang dari masyarakat kelas bawah, tidak berpendidikan tinggi.
Sehingga bisa dipastikan tidak akan mampu bersanding, apalagi bersaing, dengan senator dari daerah lain yang menyandang gelar S-2 dan S-3 dari luar negeri.
Video Tgk Kasem yang menguliti habis Haji Uma ini, beredar viral di tengah-tengah masyarakat dan menjadi bahan tertawaan setiap orang yang menontonnya.
Baca: Haji Mabrur ala Haji Uma
Baca: Haji Uma ke Senayan, Tamatkah Eumpang Breuh?
Baca: Hadiri Pelantikan Dewan, Haji Uma dapat Kursi di Belakang
Namun, entah karena kritik Tgk Kasem ini menjadi ubat peunawa (penawar), atau memang karena kehendak Allah, Haji Uma pelan-pelan menunjukkan kualitasnya sebagai seorang senator.
Haji Uma perlahan-lahan membalas “sedekah” suara rakyat Aceh kepada dirinya, sekaligus memberi bukti bahwa mereka tidak salah memilih pada Pemilu 2014 lalu.
Ya, Haji Uma (Sudirman) menjadi sosok paling terkenal di antara empat anggota DPD asal Aceh, yaitu Fachrul Razi, Ghazal Abbas Adan, dan Rafly Kande.
Apa yang dilakukan Haji Uma hingga sosoknya begitu nyantol di hati masyarakat Aceh?
Tidak ada yang muluk-muluk. Haji Uma jarang memberi statement (pernyataan) tentang kondisi daerah Aceh, apalagi kondisi Bangsa Indonesia.
Haji Uma hanya kerap hadir ketika orang miskin dan orang-orang tak beruntung, membutuhkan bantuannya.
Mulai dari bocah bocor jantung, bayi tanpa lubang anus, penderita kanker paru, hingga beragam penyakit yang mendera orang miskin, nyaris tak pernah luput dia sambangi.
Yang paling terkenal tentunya, Haji Uma kerap membantu memulangkan jenazah atau orang Aceh yang sakit di negeri jiran Malaysia.
Baca: Haji Uma Pulangkan Tiga TKI Asal Aceh
Baca: Haji Uma Tanggung Biaya Pendampingan Pengobatan Bayi Bocor Jantung di Nagan Raya
Baca: Haji Uma Bantu Biaya Pengobatan Bayi tanpa Lubang Anus di Aceh Timur
Maka tak heran jika banyak netizen menjulukinya sebagai “Bapak TKI Aceh di Malaysia”.
Bahkan ada warganet yang usil menyebut Haji Uma sebagai “ambulans”nya TKI Aceh dan warga miskin.
Kerja keras Haji Uma, yang bagi sebagian orang terlihat sederhana, terbayar lunas pada Pemilu 2019.