Balai Bahasa

Manfaat Kamus

Para pelajar, guru, dosen, wartawan, ilmuwan, ustaz, dai, pendeta, penulis, penyair, juru runding, bahkan orang awam

Editor: bakri

Oleh: Muhammad Muis, Bahasawan dan Kepala Balai Bahasa Aceh, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kemdikbud

Para pelajar, guru, dosen, wartawan, ilmuwan, ustaz, dai, pendeta, penulis, penyair, juru runding, bahkan orang awam pun, misalnya, sering berinteraksi dengan kamus. Kamus seakan-akan, dalam kehidupan keilmuan dan dunia ilmu pengetahuan, menjadi buku acuan yang tidak dapat diabaikan. Bagi para pelajar, pemelajar bahasa (asing), ataupun mahasiswa bahkan ada terselip rasa bangga di dada tatkala menenteng kamus tebal di tangan. Dalam perspektif keilmuan dan pemajuan peradaban dan kebudayaan, sedemikian pentingkah kamus?

Apakah Kamus Itu?
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (KBBI V), terbit 2016, kata kamus diartikan, antara lain, (1) buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian, atau terjemahannya; atau (2) buku yang memuat kumpulan istilah atau nama yang diususun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakaiannya. Tidak mengherankan jika kamus lazim dianggap sebagai sumber rujukan yang andal dalam memahami makna kata suatu bahasa karena kamus memuat perbendaharaan kata suatu bahasa, yang secara ideal tidak terbatas jumlahnya (lihat KBBI, 2008:xxv).

Di dalamnya terdapat banyak informasi penting. Selain itu, kamus juga menjadi wadah besar ilmu dan pengetahuan, khususnya pengetahuan bahasa, yang tidak terhingga dalam dan luasnya. Ketidakterhinggaan dalam dan luasnya ilmu dan pengetahuan yang terliput di dalam kamus sesungguhnya dinisbahkan dari pengertian etimologis makna kata kamus, yang diserap dari bahasa Arab, qamus—yang berasal dari kata okeanos ‘lautan’ (bahasa Latin).

Bentuk jamaknya qawamis. Sebenarnya seberapa dalamkah lautanatau samudera? Tiada yang tahu pasti. Demikian pula sejatinya isi sebuah kamus yang baik: betapa luas, dalam, dan banyaknya informasi kebahasaan—khususnya—di dalam kamus. Kendatipun kamus memiliki kekurangan—yakni ketika diterbitkan telah sekian banyak kata atau istilah baru muncul dan belum terekam di dalamnya—pada hakikatnya kamus yang komprehensif mencakupi hampir keseluruhan kosakata yang terdapat dalam sebuah bahasa.

Itulah sebabnya penggunanya akan memperoleh manfaat yang besardari penggunaan kamus, sesuai dengan keperluannya. Ada bermacam-macam jenis kamus. Dari sudut pandang luas lingkup isinya, misalnya, ada kamus umum dan kamus khusus. Kamus istilah sesungguhnya adalah varian dari kamus khusus. Terdapat juga kamus ekabahasa, kamus dwibahasa, dan kamus multibahasa. KBBI V (2016) adalah kamus ekabahasa dan bersifat baku. Kamus seperti kamus besar pada hakikatnya memang dapat dianggap sebagai kamus baku, yang memberikan kata putus untuk pengguna akan manakah suatu bentuk kata atau istilah baku dan mana pula yang tidak baku.

Gambaran Lema Kamus Bahasa Indonesia
Secara selayang pandang, gambaran lema kamus bahasa Indonesia adalah yang berikut. Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) karya Poerwadarminta terbit tahun 1952 dengan jumlah 23.000 lema. Terdapat juga Kamus Bahasa Indonesia, kemudian direvisi dandiperluas lebih lanjut dengan nama Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988, 1991)—yang pada edisi 1988 berjumlah 62.000 lema. Edisi selanjutnya terbit dengan nama Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat 2008) dengan jumlah mencapai 90.000 lema dengan tambahan 2.039 ungkapan. KBBI V (2016), terdiri atas 127.036 lema/entri. Kamus terakhir itu tersedia dalam versi luring, yang bertajuk KBBI V—sebuah aplikasi luring resmi Badan Bahasa, Kemdikbud. Secara mudah, pengguna bahasa dapat memanfaatkan versi itu di dalam telepon selulernya.

Kemanfaatan Kamus
Sebenarnya, apakah manfaat kamus? Manfaat kamus, antara lain, dapat disenaraikan berikut ini. 1. Kamus menjadi sarana untuk memperluas dan memperkaya perbendaharaan kata pribadi orang seorang. Bagi seorang pelajar, misalnya, kamus dapat memberikan kontribusi untuk menambah koleksi kekayaan vokabuler pribadi. Jika orang memiliki vokabuler yang kaya, hal itu akan mempermudah dirinya untuk menuangkan gagasan melalui bahasa tulis ataupun bahasa lisan. 2. Kamus menjadi acuan untuk mencari bentuk kata, istilah, frasa, ungkapan, peribahasa, dan idiom beserta contoh penggunaan kata dan istilah di dalam kalimat. Definisi (atau makna) kata atau istilah terekam di dalam kamus.

Jadi, untuk memastikan sebuah bentuk kata atau istilah berikut maknanya orang dapat membuka kamus. Dalam buku acuan itulah kepastian tentang manakah bentuk baku dan mana pula yang tidak dapat diperoleh. Kamus yang komprehensif seperti KBBI V (2016) akan memberikan petunjuk dan kata putus akan hal itu. 3. Bagi para pelajar atau pemelajar—khususnya pemelajar bahasa asing, kamus (seperti kamus bahasa asing) tidak bisa tidak adalah sahabat sejati yang menjadi teman siang malam untuk mengerjakan banyak pekerjaan rumah dari sekolah atau lembaga kursus, misalnya. Bagaimana pelafalan sebuah kata asing secara benar tersaji di dalam kamus seperti itu.

4. Untuk memastikan manakah makna yang paling tepat dari sebuah kata atau istilah; atau konsep tertentu yang paling pas diwakili oleh kata atau istilah apa, manakala seseorang harus menulis dan mengungkapkan diksi yang tepat, kamus menjadi acuan yang wajib dimanfaatkan. Semakin baik dan komprehensif kamus yang Anda baca, kamus tersebut semakin dapat membantu Anda memecahkan dan memperoleh jawaban akan persoalan itu.

5. Kamus istilah, misalnya, untuk kalangan tertentu—seperti ilmuwan,wartawan, penulis profesional, dan sastrawan—berkontribusi menyediakan sejumlah istilah pilihan berikut maknanya yang paling tepat mewakili konsep, gagasan, proses, atau sifat yang dikehendaki si pengguna kamus. Ketika menulis lazim sekali para penulis dan ilmuwan menyertakan kamus (dan kamus istilah) sebagai teman. Persoalannya sekarang, apakah Anda sudah memanfaatkan kamus selama ini?

Balai Bahasa Aceh Kembali Gelar Lomba Baca Naskah Lama

BANDA ACEH - Balai Bahasa Aceh kembali menggelar Lomba Baca Naskah Lama. Kegiatan yang bertujuan menumbuhkan dan menggali kembali motivasi dan minat baca masyarakat umum terhadap naskah lama Aceh ini dilaksanakan pada tanggal 24 April 2019 silam di panggung terbuka Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh, Jalan Twk. Hasyim Banta Muda No.17, Gampong Mulia, Banda Aceh.

“Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang biasanya diadakan di Aula SKB Lampineueng, Banda Aceh, Kegiatan Lomba Baca Naskah Lama tahun 2019 dipusatkan di Kantor BPNB Aceh dalam rangka menyemarakkan gebyar hari pendidikan nasional,” kata koordinator kegiatan, Murhaban, M.A. Murhaban lebih lanjut menuturkan bahwa Lomba Baca Naskah Lama Aceh diikuti oleh 50 peserta, dari berbagai kalangan; masyarakat umum, mahasiswa, pelajar dan para santri yang tersebar di beberapa dayah di Aceh. Bahkan, beberapa peserta berasal dari daerah Aceh Timur, Pidie Jaya, dan Aceh Utara. Animo masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini dari tahun ke tahun terus meningkat.

Ini menandakan semangat masyarakat terhadap naskah lama mulai menggeliat kembali. Untuk tahun ini, kuota peserta telah terpenuhi hanya dalam waktu beberapa hari saja. Peserta yang telah terdaftar diharuskan membaca bahan naskah lama berbahasa Aceh dan beraksara Arab Jawo yang diberikan pada saat taklimat, dua hari sebelum lomba diadakan. Kedua naskah tersebut adalah penggalan nazam Nur Nabi Muhammad dan nazam Siti Fatimah.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved