Balai Bahasa
Manfaat Kamus
Para pelajar, guru, dosen, wartawan, ilmuwan, ustaz, dai, pendeta, penulis, penyair, juru runding, bahkan orang awam
Kepala Balai Bahasa Aceh, Drs. Muhammad Muis, M.Hum., dalam arahannyapada saat penutupan lomba mengaku terharu dengan semakin tingginya animo masyarakat Aceh untuk mengikuti kegiatan ini. Ia juga berharap, kegiatan ini dapat memotivasi masyarakat untuk kembali cinta naskah lama dan dapat mengambil manfaat dari isi naskah tersebut. Ketua dewan juri, Drs. T. Abdullah, M.A., yang lebih akrab disapa Pak T.A., menaruh apresiasi tinggi kepada Balai Bahasa Aceh yang terus mengagendakan kegiatan ini setiap tahunnya, Tgk. Sofyan Nagan, pemenang pertama lomba serupa pada tahun 2016 yang dipercayakan sebagai salah satu juri lomba, menaruh harapan serupa. Juri lainnya, Dr. Baun Thoib Soaloon Siregar, pengkaji bahasa di Balai Bahasa Aceh memberi masukan kepada panitia agar kegiatan Lomba Baca Naskah Lama pada tahun-tahun mendatang dapat ditingkatkan kualitas kegiatannya.
“Saya berharap sebelum diadakan lomba, para peserta yang terpillih dapat diberikan materi pengayaan naskah lama Aceh, seperti: cara penulisan Arab Jawo berbahasa Aceh dan gaya pembacaannya. Dengan begitu, para peserta akan termotivasi untuk kembali menelaah beragam naskah lama Aceh, peserta pun akan lebih siap pada saat lomba diadakan.”
Pada tahun ini, pemenang pertama dan kedua diperoleh peserta perempuan,yaitu Nazariah dari Meunasah Papeun, Aceh Besar dan Dara Puspita Fonna dari Banda Raya, Banda Aceh. Juara ketiga diraih oleh Muliadi, peserta dari Bireum, Aceh Timur. Juara harapan satu dan tiga berasal dari Kota Baru, Banda Aceh, yaitu Husni Marzan dan Fajrizal M Adam. Sedangkan juara harapan dua diraih Abdul Gani dari Kuta Cot Glie, Aceh Besar