Ditemui Mahasiswa Aceh Terkait Pernyataan Provinsi Garis Keras, Mahfud MD Sebut Nama Muzakir Manaf
Pertemuan mahasiswa Aceh dengan Mahfud MD berlangsung pada sebuah kafe, dekat dengan kediaman mantan Ketua MK tersebut.
Nah itu aja sebenarnya, salam untuk saudara-saudara di Aceh.
Kita saudara se-Muslim, saudara se-Indonesia.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Baca: Kalah di Irak dan Suriah, ISIS Menuju Afghanistan dan Rencanakan Serangan ke Amerika Serikat
Diberitakan sebelumnya, Mahfud MD menyebut Aceh adalah salah satu daerah yang memenangkan Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019.
Menurutnya, kemenangan Prabowo-Sandi di Aceh karena Aceh tergolong provinsi 'garis keras'.
Pernyataan tersebut disampaikan Mahfud MD dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun televisi. Video berdurasi sekitar satu menit tersebut beredar di media sosial.
Ini penggalan pernyataan Mahfud MD dalam video tersebut.
"Tapi kalau lihat sebarannya di beberapa provinsi-provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah. Dan itu diidentifikasi tempat kemenangan Pak Prabowo itu adalah diidentifikasi yang dulunya dianggap provinsi garis keras dalam hal agama misal Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan sebagainya, Sulawesi Selatan juga".
Baca: Ribut Soal Perolehan Suara Pileg 2019, 2 Caleg Partai Perindo Berkelahi dan Saling Lapor Polisi
Pernyataan mantan Panglima GAM
Sebelumnya, mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Muzakir Manaf menanggapi pernyataan tentang Aceh sebagai provinsi garis keras yang disampaikan mantan ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD.
Secara khusus, kepada Serambinews.com, Senin (29/4/2019) dalam keterangan tertulisnya, Mualem mengatakan, pernyataan Mahfud MD itu berpotensi menebar kebencian dan pecah belah antardaerah dan rakyat Indonesia.
"Rakyat Aceh telah berkomitmen merawat NKRI melalui berbagai proses panjang di mana nilai-nilai Islam yang rahmatan lilalamin tetap dijaga melalui syariat Islam," kata Mualem.
Mualem mengatakan, pernyataan Mahfud MD seperti itu sangat menyakitkan rakyat Aceh, karena Aceh seolah-olah dilabelkan sebagai kelompok Islam garis keras.
"Kami rakyat Aceh memang garis keras dalam menentang penjajah indonesia, penista agama, dan orang-orang culas dalam merusak demokrasi apalagi terhadap komunisme," kata Mualem.
Mualem menjelaskan, masyarakat Aceh memang akan benar-benar keras bila berhadapan dengan penista agama Islam, bila berhadapan dengan penjajah bangsa.
"Jelas kami bersikap keras terhadap penjual negara, kami bersikap keras terhadap mereka-mereka yang tidak berpihak terhadap rakyat, kami akan bersikap keras terhadap kecurangan-kecurangan oleh negara, dan kami akan selalu bersikap keras terhadap ketidakadilan," tegas Mualem.
Ketua Umum Partai Aceh ini juga mengatakan, mayoritas rakyat Aceh yang mencintai damai, mendukung penuh terhadap pilihan capres nomor urut 02, Prabowo-Sandi yang merupakan pilihan tepat dan meyakini pasangan Prabowo-Sandi mampu membawa Indonesia melindungi akidah, agama, dan menjadi rahmatan lilalamin.
"Karena Prabowo-Sandi adalah hasil ijtima' ulama ditambah lagi dukungan penuh dari eks kombatan GAM," kata Mualem.
"Jadi, kami meminta saudara Mahfud MD untuk segera meminta maaf secara tertulis di media cetak nasional selama seminggu berturut-turut kepada rakyat Aceh, terkait statement yang memecah belah tersebut," pungkas Mualem. (*)