Mengenal Masako, Permaisuri Kaisar Jepang Naruhito, yang Punya Prinsip 'Makin Berisi Makin Merunduk'

Konon soal ini pula salah satu yang jadi penyebab sempat ditolaknya Masako sebagai calon pendamping Pangeran Naruhito.

Editor: Fatimah
japantimes
Putri Masako dan Pangeran Naruhito. 

Itu bukan basa-basi belaka. Judul tesis yang ditulis calon permaisuri kaisar Jepang ini adalah Penyesuaian Hubungan Luar Negeri Terhadap Shock Nilai Impor Bahan Bakar dalam Perdagangan Jepang. la lulus dengan magna cum laude.

Walaupun demikian, Masako rupanya penganut filsafat padi. Pedomannya, “Pakailah ilmu sedemikian rupa, sehingga kita makin berisi makin merunduk".

Selepas dari Harvard, tahun 1986 ia pulang ke Jepang. Agaknya Masako pulang dengan gambaran jelas akan apa yang dikejarnya. Agar dapat jadi diplomat, ia ikuti program pendidikan hukum di Departemen Ilmu Politik Universitds Tokyo.

Tanggal 6 Oktober tahun itu juga ia lulus ujian negara. Padahal ujian saringan untuk jadi diplomat terkenal amat sulit.

Pada bulan yang sama, terjadi juga peristiwa "bersejarah" lain yang telah sering muncul di media massa.

Baca: Langgar UU Pemilu, Seekor Anjing Peliharaan di India Ditahan

Untuk pertama kalinya ia berkenalan dengan Pangeran Naruhito di konser untuk menghormati Putri Elena dari Spanyol. Konser ltu diadakan di Istana Togu.

Pangeran Naruhito yang ketika itu menjadi tuan rumah, amat terkesan pada Masako.

"Ia teman ngobrol yang amat menyenangkan. (Waktu itu) Saya amat terkesan. Walaupun sangat moderat, ia tegas dalam mengutarakan pendapat. Ia juga cerdas. Dalam perbincangan pun rasanya kami cocok. Perasaan itu terus tinggal dalam hati saya.”

Sering pulang pagi

Tapi bagaimana kesan pertama Masako tentang Pangeran Naruhito? "Saya amat tegang ketika pertama kali menyalami beliau. Namun ternyata kami dapat mengobrol dengan enak. Di luar dugaan, kami menemukan kecocokan. Ternyata Pangeran orang yang terbuka dan penuh perhatian."

Baca: Lapak Jualan Makanan Berbuka Puasa di Pasar Inpres Takengon Gratis Selama Ramadhan

Kabarnya, sejak itu sampai selama setahun, Pangeran terus mendekati Masako. Lucunya, menurut sumber resmi istana, sejak berkenalan sampai pertunangan diresmikan mereka hanya 5 kali berkencan.

Tahun 1987 Masako diterima menjadi staf deplu. Hanya beberapa lama setelah itu ia diserahi tugas mengurusi masalah lingkungan. Menurut salah seorang mantan rekan kerjanya, “Hari kedua ia bekerja di divisi kami, Masako melembur semalaman."

Setelah itu pun beberapa kali dalam seminggu, Masako biasa pulang pagi! Dalam perundingan tentang masalah lingkungan pun, pekerja keras ini terkenal ulet memperjuangkan tujuannya.

Pendekatan Pangeran tersendat kala Masako dipindahtugaskan ke London, pertengahan 1988. Namun bukan cuma karena itu mereka putus hubungan. Pihak Kunaicho (Dewan Rumah Tangga Istana) tak setuju pada pilihan Pangeran meski tak pernah ada penjelasan resmi.

Baca: Teuku Riefky Harsya Raih Suara Terbanyak di Pijay, Disusul Tgk Anwar, Dek Fad, dan Sulaiman Abda

Yang jelas Masako dikhawatirkan kurang cocok menjadi permaisuri. Mungkin karena latar belakangnya yang sudah kurang tradisional? Mungkin karena sikap kemandiriannya yang, nyata benar? Entahlah.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved