Ini Wajah Baru Anggota DPRA

Hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 untuk DPRA sudah bisa diketahui setelah Komisi Independen Pemilihan (KIP)

Editor: bakri

Dengan jumlah tersebut partai ini bisa membentuk satu fraksi, bahkan meraih posisi wakil ketua DPRA. Kala itu NasDem menjadi partai peraih kursi terbanyak keempat setelah PA, Golkar, dan Demokrat.

Tapi cerita itu tak lagi sama pada Pemilu 2019. Di Aceh, capaian Partai NasDem tidak semanis pada pemilu sebelumnya. Raihan kursi NasDem di DPRA turun drastis, dari delapan tinggal dua kursi, meskipun secara nasional partai ini tetap berkilau.

NasDem kehilangan kursi di dapil III, IV, V, VI, VIIII, dan X. Sedangkan yang bertahan hanya di dapil I dan VII. Untuk dapil II dan VIII, dari Pemilu 2014, NasDem memang tidak meraih kursi dan kisah ini kembali terulang pada Pemilu 2019.

Kini justru giliran Partai Gerindra yang memetik manisnya Pemilu 2019. Dalam kisah terbalik ini, partai pimpinan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto ini meraih delapan dari sebelumnya tiga kursi.

Dengan raihan itu, diperkirakan Partai Gerindra bisa membentuk fraksi sendiri dan mendapat jatah wakil ketua di DPRA, menggantikan posisi NasDem. Sebelumnya, partai ini berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk membentuk satu fraksi.

Selain unggul di tingkat provinsi, Gerindra juga berhasil mengirim dua kadernya ke DPR RI setelah memastikan meraih suara terbanyak. Kedua kader itu adalah Fadhlullah alias Dek Fad dari dapil Aceh I dan TA Khalid yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Aceh dari dapil Aceh II.

Sementara itu, NasDem harus urut dada karena tak berhasil mempertahankan dua kursi yang pernah diraih pada Pemilu 2014. Sebelumnya, NasDem juga berhasil mengirim dua kadernya ke Senayan. Dari dapil Aceh I, Prof Dr Bachtiar Aly, sedangkan dari dapil Aceh II, Zulfan Lindan.

Meskipun perolehan suara NasDem berkurang drastis, tapi partai ini berhasil menjadi partai peraih suara terbanyak di luar Aceh sehingga tetap lolos parliamentary threshold sebesar 4 persen bersama Gerindra dan tujuh partai nasional lainnya seperti PDIP, Golkar, PKB, PKS, Demokrat, PAN, dan PPP.

Raihan kemenangan Partai Gerindra di Aceh sebenarnya tidak terlepas dari efek ekor jas (coattail effect), yaitu pengaruh figur atau tokoh dalam meningkatkan suara partai di pemilu. Figur atau tokoh tersebut bisa berasal dari calon presiden ataupun calon wakil presiden yang diusung.

Diketahui, Partai Gerindra merupakan partai pengusung capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno yang berhasil menang telak di Aceh, mencapai 85.57 persen. Secara otomatis, kemenangan tersebut juga berefek pada kemenangan partai pengusungnya, seperti Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat.

Namun sayangnya, efek tersebut tidak dirasakan oleh Partai Aceh (PA) selaku partai lokal yang juga mendukung Prabowo-Sandi. Hasil rekapitulasi dan penetapan perolehan suara, suara partai tersebut malah tergerus dan berdampak pada berkurangnya perolehan kursi di DPRA, dari 29 kursi pada Pemilu 2014, kini tinggal 18 kursi.

Efek ekor jas juga dirasakan oleh Partai NasDem. Kekalahan Jokowi-Ma’ruf Amin di Aceh dengan perolehan suara 14,43 persen, ternyata berdampak pada kekalahan NasDem sendiri. Kali ini, NasDem tidak berdaya dan hanya tinggal dua kursi di DPRA, meskipun ketua umum partai ini adalah putra Aceh yang berjaya di Jakarta, yakni Surya Paloh.

Menariknya, PNA yang ketua umumnya Irwandi Yusuf telah menyatakan dukungannya terhadap Jokowi-Ma’ruf, justru perolehan kursinya meningkat. Jika sebelumnya PNA hanya berhasil mengirim tiga wakilnya ke DPRA, pada pemilu kali ini meningkat menjadi enam orang. Salah satu yang terpilih kembali adalah Darwati A Gani, istri Irwandi Yusuf. (mas)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved